TEMPO.CO, Jakarta – Serial Netflix Untamed yang dirilis pada 2025 menampilkan latar megah Taman Nasional Yosemite. Dalam cerita, taman nasional ini digambarkan sebagai tempat misterius dengan jejak hilangnya beberapa pengunjung. Eric Bana dan Sam Neill memerankan karakter utama yang berhadapan dengan sisi gelap alam liar sekaligus konflik psikologis yang mendalam.
Taman Nasional Yosemite digambarkan sebagai kawasan yang indah namun menyimpan bahaya yang tak terduga. Tebing granit menjulang, hutan lebat, dan jalur pendakian yang sunyi menjadi elemen visual yang memperkuat suasana mencekam. Cerita dibangun dengan atmosfer yang menonjolkan keterasingan, menambah rasa misteri pada setiap adegan.
Yosemite Hanya Menjadi Latar Cerita
Meskipun mengusung Yosemite sebagai lokasi cerita, Untamed ternyata tidak melakukan syuting utama di taman nasional yang sesungguhnya. Menurut situs Timeout, demi efisiensi produksi, sebagian besar adegan diambil di British Columbia, Kanada, yang memiliki lanskap serupa dengan tebing granit ikonik Yosemite. Lokasi seperti Mount Seymour, Chip Kerr Park, dan Murdo Frazier Park digunakan untuk mereplikasi suasana Yosemite secara visual.
Beberapa cuplikan udara Yosemite asli memang disisipkan untuk memperkuat kesan autentik. Namun, detail landmark ikonik seperti El Capitan dan Half Dome dibuat ulang dengan teknik pengambilan gambar di studio. Strategi ini umum digunakan dalam produksi serial besar untuk menghemat biaya sekaligus menjaga keamanan kru dan pemain.
Keputusan produksi ini juga mempertimbangkan izin konservasi yang ketat di taman nasional. Yosemite merupakan kawasan lindung dengan regulasi ketat terkait pengambilan gambar komersial. Dengan memilih lokasi alternatif, kru tetap bisa menciptakan nuansa yang mirip tanpa mengganggu ekosistem asli.
Dampak Penggambaran Yosemite dalam Untamed
Penggunaan Yosemite sebagai latar fiksi tetapi tanpa syuting langsung di lokasi memunculkan beragam reaksi. Beberapa pengamat taman nasional menilai serial ini bisa menimbulkan kesalahpahaman publik tentang kondisi Yosemite yang sebenarnya. Namun, mereka juga mengakui bahwa Untamed berhasil menampilkan sisi liar dan berbahaya alam dengan cara yang dramatis.
“Mengapa memilih Yosemite, salah satu lanskap paling unik dan berharga di sistem taman nasional, sebagai latar cerita, tetapi nyaris tidak menampilkan apa pun yang dapat dikenali dari taman ini, baik pemandangan maupun orang-orangnya?” ujar Pratt, yang telah tinggal di dekat taman nasional tersebut selama 26 tahun seperti dikutip dari situs SFGate.
“Itu seperti memasang nama Brad Pitt sebagai pemeran utama dalam film, tetapi dia sama sekali tidak muncul. Dari total enam jam serial ini, saya kira hanya sekitar lima menit yang benar-benar menampilkan rekaman Yosemite asli,” katanya.
Di sisi lain, penggambaran Yosemite dalam Untamed justru meningkatkan ketertarikan wisatawan untuk mengenal taman nasional tersebut. Banyak penonton yang penasaran apakah kisah misteri dalam serial memiliki dasar fakta atau hanya fiksi belaka. Hal ini secara tidak langsung membawa perhatian baru pada konservasi alam liar Amerika Serikat.
Alam Liar sebagai Karakter dalam Cerita
Dalam Untamed, Yosemite bukan hanya sekadar latar, melainkan juga menjadi karakter yang memengaruhi jalannya cerita. Alam liar digambarkan indah sekaligus menakutkan, mencerminkan konflik batin para tokohnya. Pendekatan ini memberikan nuansa unik yang membedakan Untamed dari serial thriller alam lainnya.
Meski sebagian besar syuting dilakukan di luar Taman Nasional Yosemite, serial ini tetap berhasil menangkap atmosfer khas taman nasional yang terkenal dengan tebing granitnya. Lanskap alam menjadi simbol yang mengikat elemen cerita dan karakter. Dengan sinematografi yang detail, Untamed menghadirkan pengalaman visual yang memikat sekaligus mencekam.