Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang pejabat senior kesehatan di Gaza mengumumkan bahwa Kementerian Kesehatan mendokumentasikan 4.500 amputasi, termasuk anggota tubuh bagian atas dan bawah, sejak dimulainya perang genosida Israel di Gaza, Palestina.
“Kami telah mencatat 4.500 kasus amputasi hingga akhir tahun 2024, sebagai akibat dari serangan udara dan serangan darat Israel yang terus-menerus di Gaza,” kata Kepala Unit Informasi Kesehatan di Kementerian Kesehatan Gaza, Zaher al Wahidi, seperti dilansir TRT World, Sabtu (11/1).
Ia melaporkan bahwa sekitar 800 orang yang diamputasi adalah anak-anak, yang merupakan 18 persen dari kasus amputasi di Gaza hingga Desember 2024, sementara 540 wanita merupakan 12 persen dari kasus amputasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahidi menekankan bahwa angka-angka tersebut mengungkap besarnya bencana kemanusiaan yang dihadapi penduduk sipil, khususnya kelompok yang paling rentan, anak-anak dan perempuan.
Ia menambahkan bahwa jumlah amputasi kemungkinan akan terus meningkat karena perang genosida Negeri Zionis itu terus berlanjut, memperburuk tekanan yang sudah mengerikan pada sistem perawatan kesehatan di Gaza yang bergulat dengan kekurangan pasokan medis yang kritis akibat blokade militer Israel.
Sejak perang Israel dimulai pada Oktober 2023, tentara Israel secara sengaja menargetkan fasilitas perawatan kesehatan, mengebom rumah sakit, dan memaksa evakuasi sambil memblokir pasokan medis penting ke Gaza, khususnya di wilayah utara, yang telah diserang secara besar-besaran sejak 5 Oktober lalu.
Wahidi segera menyerukan dukungan internasional untuk mengatasi krisis yang semakin memburuk, menuntut tindakan segera untuk menghentikan pelanggaran Israel dan melindungi penduduk sipil. “Kelompok anak yang diamputasi terbesar dalam sejarah modern,” kata Wahidi.
Menanggapi meningkatnya jumlah amputasi di kalangan anak-anak, Lisa Dutton, seorang pejabat di Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan bahwa pada bulan Oktober 2024 Gaza telah menjadi “rumah bagi kelompok anak yang diamputasi terbesar dalam sejarah modern.”
(wiw/wiw)