Friday, May 23, 2025
Google search engine
HomeInternasionalAyah Sandera Hamas Ngamuk ke Kabinet Netanyahu usai Anak Ditembak IDF

Ayah Sandera Hamas Ngamuk ke Kabinet Netanyahu usai Anak Ditembak IDF




Jakarta, CNN Indonesia

Ayah dari Avi Shamriz, sandera Hamas yang ditembak pasukan Zionis, mengkritik pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dia menuding pasukan Israel membunuh anaknya dua kali.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya akan mengatakan ini ke pemerintah. Kalian membunuh anak saya dua kali,” kata dia saat wawancara dengan NBC News, dikutip dari Middle East Eye, Selasa (19/12).

Dia kemudian berujar, “Anda membiarkan Hamas membawa anak saya pada 7 Oktober, dan Anda membunuh anak saya pada 14 Desember.”

Shamriz merupakan satu dari tiga korban yang tewas usai ditembak mati pasukan Israel. Korban lainnya yakni Yotam Haim dan Samer El Talaqa.

BACA JUGA:   2 Pilot Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Latihan Militer Turki

[Gambas:Video CNN]

Mereka tewas ketika pertempuran berlangsung di distrik Shejaiya, Kota Gaza. Saat penembakan, mereka membawa bendera putih dan meminta bantuan dalam bahasa Ibrani.

Di kesempatan itu, ayah Shamriz juga menyebut pemerintah Israel “tak melayani” dan “tak memikirkan warganya.”

Israel saat ini, lanjut dia, tak layak bagi masyarakat baik sebagai negara atau dari sisi pemerintahannya.

“Mereka bukan pemimpin, mereka cuma berpikir diri mereka sendiri, kekuasaan mereka, dan gaji mereka. Mereka tak memikirkan nasib sandera,” ungkap ayah Shamriz.

Kematian Shamriz dan dua sandera lain memicu protes di Israel. Para keluarga sandera yang tersisa cemas kerabat mereka mengalami insiden serupa.

Para keluarga sandera juga mendesak pemerintah Israel bisa membebaskan sandera dalam keadaan hidup.

BACA JUGA:   VIDEO: Pedemo Bela Palestina Blokir Stasiun Kereta di Bologna Italia

Menanggapi insiden itu, juru bicara militer Israel Richard Hecht mengatakan kematian terkait para sandera dalam proses penyelidikan.

Ia juga menyebut apa yang dilakukan pasukan Zionis adalah “pelanggaran dalam pertempuran.”

Pada Minggu, militer Israel memberi informasi terbaru soal penyelidikan itu. Mereka menemukan tanda-tanda seseorang meminta bantuan yang terbuat dari sisa makanan.

“Berdasarkan penyelidikan lapangan, tampaknya ketiga sandera berada di gedung tempat tanda-tanda itu berada selama beberapa waktu,” demikian menurut militer Israel.

Militer Israel lalu merilis foto-foto temuan awal di gedung yang menunjukkan tanda “SOS” dan “Tolong, ada tiga sandera.”

Hamas menyandera sekitar 250 orang usai melancarkan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober. Per akhir November lalu, kelompok ini membebaskan lebih dari 100 sandera.

BACA JUGA:   Polemik Tapera, Bagaimana Tetangga RI Atasi Masalah Perumahan Rakyat?

Pembebasan tersebut bagian dari gencatan senjata yang disepakati Hamas dan Israel pada 24-30 November. Dari perjanjian ini, Israel juga membebaskan ratusan tahanan Palestina yang ada di penjara.

Usai kesepakatan berakhir, Israel menggempur habis-habisan Gaza. Mereka juga mengklaim akan membawa pulang seluruh sandera hidup-hidup dan tak akan berhenti perang sampai Hamas musnah.

Hamas sementara itu, ogah bernegosiasi pembebasan sandera sebelum Israel menghentikan agresi dan menarik seluruh pasukan dari Palestina.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]






Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER