Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan subholding bidang energi baru terbarukan (EBT), PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) meningkatkan kapasitas pembangkit listrik hingga 2% year-on-year (yoy) menjadi 2.602 megawatt (MW) tahun ini, dari tahun sebelumnya 2.557 MW.
Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan, target peningkatan kapasitas pembangkit listrik tahun ini seiring dengan tumbuhnya proyek-proyek baru pembangkit listrik seperti proyek PLTP Lumut Balai unit 2, pembangkit gas to power PLTGU Jawa-1, PLTS.
“Dari subholding PNRE, kapasitas pembangkit listrik ditargetkan akan meningkat sejalan dengan proyek pembangkit listrik, di mana kapasitas pembangkit listrik dari 2.557 MW akan meningkat menjadi 2.602 MW,” kata Wiko dalam RDP di Komisi VI, Selasa (11/3/2025).
Adapun, sebelumnya produksi listrik EBT dari PNRE mengalami peningkatan cukup signifikan dari sebelumnya 5.450 gigawat hour (GWh) pada 2023 menjadi 8.472 GWh pada 2024.
Wiko menyebut, kenaikan produksi listrik EBT tersebut sejalan dengan on stream-nya proyek pembangkit listrik gas to power PLTGU Jawa-1 yang berada di wilayah Cilamaya.
“Ini mendorong pertumbuhan pendapatan PNRE sebesar 4% dengan rata-rata US$400 juta setiap tahunnya,” tuturnya.
Sebelumnya, PNRE juga mengungkap rencana penambahan kapasitas terpasang pengembangan bisnis energi bersih menjadi 6 gigawatt (GW) pada 2029-2030 dengan investasi tambahan sebesar US$6 miliar atau setara Rp94,32 triliun.
CEO Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) John Anis mengatakan, target tersebut merupakan optimisme yang didorong untuk mendukung transisi energi dan target net zero emission yang dicanangkan Indonesia pada 2060.
“Saat ini kapasitas kami sekitar 2,6 gigawatt. Kami ingin meningkatkannya menjadi sekitar 6 gigawatt pada tahun 2029 atau 2030 dengan tambahan investasi sekitar US$6 miliar,” kata John, beberapa waktu lalu.
Adapun, target tersebut menggambarkan upaya Pertamina meningkatkan portofolio bisnis yang akan ditopang lewat proyek gas to power dan pembangkit listrik berbasis EBT mencakup geotermal, tenaga surya, dan biogas.