Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un atas bencana banjir yang menelan banyak korban jiwa dan merusak ribuan rumah.
Korea Utara pun mengatakan Putih telah menawarkan dukungan kemanusiaan untuk membantu upaya pemulihan atas bencana tersebut.
Setelah penawaran itu, Kim menyebut bahwa dia “dapat merasakan emosi khusus terhadap seorang teman sejati”.
Pemerintah Pyongyang, Korea Utara mengatakan pekan ini terjadi hujan lebat pada 27 Juli silam yang menewaskan sejumlah orang, membanjiri pemukiman dan merendam petak-petak lahan pertanian di bagian utara dekat China.
“Saya meminta Anda untuk menyampaikan kata-kata simpati dan dukungan kepada semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai akibat badai. Anda selalu dapat mengandalkan bantuan dan dukungan kami,” kata Putin dalam sebuah telegram kepada Kim, melansir AFP.
Kantor berita resmi KCNA pada Sabtu (3/8) melaporkan pesan simpati dari Moskow telah disampaikan kepada Kementerian Luar Negeri RRDK (Republik Rakyat Demokratik Korea), dan segera dilaporkan kepada Kim.
Kim berterima kasih kepada Putin atas perhatian yang diberikan. Namun ia mengatakan “rencana yang sudah ditetapkan sebagai tindakan negara diambil pada tahap sekarang”.
Mengenai tawaran tersebut, Kim menjawab “jika bantuan diperlukan dalam prosesnya, dia akan memintanya dari teman yang paling benar di Moskow”.
Pyongyang mengatakan bahwa para pejabat yang melalaikan tugas pencegahan bencana telah menyebabkan korban jiwa yang tidak disebutkan, tanpa memberikan rincian tentang lokasinya.
Korut pun mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa sama sekali di wilayah Sinuiju, wilayah yang diklaim Pyongyang mengalami “kerusakan banjir terbesar”.
Sebagai informasi, Korea Utara dan Rusia telah menjadi sekutu sejak Korea Utara berdiri setelah Perang Dunia ke-II dan semakin dekat sejak invasi Moskow ke Ukraina pada 2022.
Media di Korea Selatan mengatakan bahwa pekan ini jumlah korban tewas dan hilang bisa mencapai 1.500 orang.
Kim mengecam laporan-laporan tersebut, dan menganggapnya sebagai “kampanye kotor untuk membuat kami malu dan menodai citra Korea Utara”.
Korea Utara pun sebelumnya dituding melanggar langkah-langkah pengendalian senjata dengan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina.
Bencana alam cenderung memiliki dampak yang lebih besar pada negara yang terisolasi dan miskin ini karena infrastrukturnya yang lemah, sementara penggundulan hutan membuatnya rentan terhadap banjir.
(del/sfr)