BATAMINSTA.COM – Pemerintahan Joe Biden menghadapi ketegangan dengan Nvidia setelah perusahaan chip tersebut dilaporkan merancang chip khusus yang dapat dijual kepada China. Langkah ini dilakukan meskipun Amerika Serikat (AS) telah menerapkan aturan pembatasan ekspor chip ke China.
AS sebelumnya merilis aturan untuk membatasi ekspor chip ke China, namun Nvidia mencoba memanfaatkan celah dengan merancang ulang produknya agar tetap dapat dijual ke negara tersebut. Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tindakan tersebut.
“Dengan merancang ulang chip di sekitar batasan tertentu untuk memungkinkan [China] mengembangkan kecerdasan buatan (AI), saya akan mengontrolnya esok hari,” tegas Raimondo. Ia menambahkan bahwa banyak bos perusahaan chip merasa kesal dengan kebijakan yang diambil oleh Nvidia, karena bisnis mereka terganggu akibat kebijakan pelarangan ekspor.
Raimondo membela langkah-langkah yang diambilnya dengan alasan melindungi keamanan nasional AS. Meskipun pihaknya menyadari adanya dampak terhadap pendapatan perusahaan chip, namun keamanan nasional diutamakan.
Pernyataan Raimondo menggambarkan tingkat kekhawatiran pemerintah AS terhadap ekspor teknologi canggih ke China, mirip dengan kekhawatiran menjual senjata kepada negara tersebut. Departemen perdagangan AS berusaha untuk mengontrol ekspor dan menutup celah yang ada.
Nvidia, sementara itu, menyatakan bahwa mereka berusaha menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan keamanan nasional. Perusahaan ini mengklaim bekerja sama dengan pemerintah AS dan mematuhi pedoman yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
“Kami berusaha bekerja sama dengan pemerintah AS dan mengikuti pedoman yang jelas dari pemerintah, bekerja menawarkan solusi data center untuk konsumen di seluruh dunia,” ungkap juru bicara Nvidia.