Jakarta, CNN Indonesia —
Situasi di Suriah kembali mencekam usai pasukan pro-pemerintah saat ini bentrok dengan kelompok loyalis presiden sebelumnya Bashar Al Assad.
Bentrok itu bermula saat loyalis Assad menyerang pasukan keamanan pemerintah pada pekan lalu. Pasukan kemudian menggelar operasi untuk menumpas mereka.
Namun, di tengah operasi itu milisi lain yang disebut pro pemerintah ikut campur. Salah satu pejabat Suriah mengatakan tak jelas apakah kelompok itu memang berniat membantu atau hanya mengobarkan kerusuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bentrok tersebut menyebabkan lebih dari 1.300 orang tewas, 745 di antaranya warga Alawi.
Lembaga pemantau hak asasi manusia, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), mencatat mayoritas warga Alawi yang tewas ditembak dari jarak dekat.
SOHR juga melaporkan pasukan keamanan Suriah mengeksekusi 162 warga Alawi dalam “eksekusi lapangan” di Provinsi Latakia, basis komunitas itu.
Di tengah bentrok itu, kenapa kelompok bersenjata menargetkan etnis Alawi?
Warga Alawi di Latakia dan Tartus tak tahu kenapa mereka menjadi target bahkan dibunuh pasukan pemerintah.
“Kejahatan apa yang dilakukan anak-anak itu? Apakah mereka pendukung rezim [Assad]? Kami orang Alawi tak bersalah,” kata salah satu warga, dikutip AFP.
Di Suriah, Alawi kerap dikait-kaitkan dengan Assad. Selama memimpin, dia menampilkan diri sebagai pelindung kelompok minoritas itu.
Selama puluhan tahun pula, kelompok Alawi menjadi tulang punggung basis pendukung Assad dan keluarganya.
Beberapa warga Alawi bisa bernapas sedikit lega di bawah pimpinan Assad, yang lain bahkan mendapat manfaat hingga pengaruh politik.
Selama lebih dari lima dekade, dinasti Assad memimpin – termasuk dia dan ayahnya – kaum Alawi memegang posisi penting di militer dan pemerintahan. Ini memicu asumsi perlakuan istimewa terhadap kelompok itu, dibanding yang lain, demikian dikutip NDTV.
Meski demikian, ada sejumlah warga Alawi yang menjadi oposisi dan menentang pemerintahan Assad.
Ketakutan komunitas Alawi kian menjadi-jadi usai Assad digulingkan pada Desember 2024. Mereka cemas menjadi sasaran kelompok bersenjata dan sasaran balas dendam komunitas Sunni yang menderita di bawah kekuasaan Assad.
Kaum Alawi hanya sekitar 12 persen dari populasi Suriah dan berhaluan Syiah. Mereka juga memiliki kepercayaan dan ritual yang berbeda dari kelompok kepercayaan Islam lain.
Mengapa mereka dibunuh?
Usai Assad dikudeta, faksi Sunni bersenjata yang disebut pro ke pemerintah baru melancarkan pembunuhan balas dendam terhadap kelompok Alawi.
Salah satu saksi mata mengatakan kelompok bersenjata melakukan eksekusi lapangan dan menyinggung soal pemurnian negara.
“Orang-orang bersenjata bergerak dari rumah ke rumah dan menyerang orang-orang sebagai bentuk hiburan,” kata seorang penduduk Latakia.
Dia lalu berujar, “Mereka mendeklarasikan jihad terhadap kami dari seluruh Suriah.”
(isa/dna)