Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN sektor pangan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)/ID Food terus melakukan berbagai upaya guna menyelesaikan utang bank dan medium-term note (MTN) yang mencapai sekitar Rp8,01 triliun.
Direktur Keuangan dan Strategi ID Food Susana Indah Kris Indriati menyampaikan, hingga Februari 2025, pihaknya sudah berhasil menurunkan utang dari semula Rp8,01 triliun di 2024 menjadi Rp7,4 triliun pada Februari 2025.
“Di 2024 sampai dengan Februari ini, kita berhasil turunkan utang tersebut dari Rp8 triliun di 2024 [menjadi] sekitar Rp7,8 triliun [posisi Desember 2024], sampai dengan Februari sudah Rp7,4 triliun,” kata Indah dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Indah menuturkan, percepatan pelunasan utang ke perbankan menjadi fokus ID Food mengingat bunga pinjaman cukup membebani arus kas atau cash flow perusahaan.
Dalam catatan Bisnis, beban bunga pinjaman ID Food pada 2023 mencapai Rp626 miliar per tahun. Sejalan dengan hal itu, Dirut ID Food kala itu, Sis Apik Wijayanto mengajukan penyertaan modal negara (PMN) tunai untuk 2025 senilai Rp1,6 triliun.
“Kami berharap dalam forum ini bisa dapat PMN tunai untuk melaksanakan program cadangan pangan pemerintah sebesar Rp1,6 triliun,” ujar Sis Apik dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR-RI, di Kompleks Parlemen, Rabu (10/7/2024).
Kinerja Keuangan 2024
Dalam paparan yang disampaikan hari ini, Indah mengungkap bahwa aset yang berhasil dibukukan ID Food pada 2024 mencapai Rp32,3 triliun. Angka tersebut tumbuh 11% dibanding tahun sebelumnya sebanyak Rp29 triliun.
Peningkatan juga terjadi pada total liabilitas ID Food yang tercatat tumbuh signifikan sebesar 21% menjadi Rp15,9 triliun di 2024, dari sebelumnya Rp13 triliun.
Dari sisi ekuitas, Indah menyebut bahwa ID Food sukses membukukan sebesar Rp16,4 triliun atau tumbuh 3% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp15 triliun.
“Dari sisi rugi laba, revenue yang berhasil kami bukukan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 20% di angka Rp15,2 triliun menjadi Rp18,3 triliun di 2024,” tuturnya.
Pertumbuhan signifikan juga terjadi dari sisi EBITDA. Indah mengatakan EBITDA ID Food mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi Rp631 miliar, dari sebelumnya Rp562 miliar.
Kendati begitu, Indah mengungkap bahwa nett income ID Food pada 2024 mengalami penurunan dibanding 2023.
“Di 2023 kita berhasil membukukan Rp234 miliar, tapi di 2024 ini unaudited, belum kita lalui proses auditednya, menjadi Rp92 miliar,” ungkapnya.
Indah menuturkan, menurunnya nett income ID Food disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) PT Rajawali Nusindo yang merupakan cash cow dari ID Food.
“Jadi salah satu perusahaan kami sedang proses PKPU dan ini tentu berimpact, karena semula Nusindo di tahun-tahun sebelumnya cash cow dari perusahaan holding group,” pungkasnya.