TEMPO.CO, Jakarta – Pihak Istana Kepresidenan menyatakan alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi batal datang ke peringatan hari lahir Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhir pekan kemarin adalah karena jadwal. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menepis itu sebagai sinyalemen keberpihakan Jokowi kepada paslon tertentu.
“Beliau tidak bisa hadir di harlah PPP karena sudah direncanakan beberapa acara di Yogyakarta dan Jawa Tengah,” kata Ari saat ditemui di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 29 Januari 2024.
Perayaan Harlah PPP digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 27 Januari 2024. Dalam agenda itu, Jokowi sudah diminta memberikan pengarahan sekaligus pidato pamungkas dalam kegiatan tersebut.
Jokowi pada Sabtu, 27 Januari 2024, bertemu dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep yang merupakan putra bungsunya. Keesokan harinya pada Ahad, 29 Januari 2024, presiden bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Yogyakarta.
Dalam keterangan pers pada Senin, Ari Dwipayana mengatakan kegiatan main bola pada akhir pekan lalu bersama Kaesang dan warga lokal di Yogyakarta untuk mendukung tim nasional yang akan bertanding. Ia juga menyinggung soal pentingnya memperkuat talenta di bidang olah raga sepak bola yang perlu digalakan di kampung-kampung.
Iklan
Ari menyebut kunjungan presiden untuk memastikan program sosial berjalan. Ia juga mengatakan pertemuan tokoh bangsa termasuk pejabat politik seperti PPP, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), bahkan NasDem itu terus terbuka. “Presiden selalu terbuka untuk bertemu dengan siapa saja,” kata Ari.
PPP merupakan partai pendukung pemerintah yang pada edisi pilpres 2024, mengusung kandidat PDIP Ganjar Pranowo. Belakangan hubungan Presiden dan PDIP, partai utama pendukung pemerintah, disebut retak karena putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.
Pilihan Editor: Yenny Wahid Ajak Warga Pilih Capres Sesuai Hati Nurani Bukan karena Diberi Bansos