Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden AS Donald Trump menyatakan dukungan atas operasi udara dan darat Israel yang mematikan di Gaza belakangan ini. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan Trump menyalahkan Hamas atas kekerasan itu.
Hal tersebut disampaikan saat dimintai tanggapan kemungkinan Trump berusaha mengembalikan gencatan senjata Gaza ke jalurnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dia sepenuhnya mendukung Israel dan IDF serta tindakan yang telah mereka ambil dalam beberapa hari terakhir,” kata Leavitt seperti diberitakan AFP pada Kamis (20/3).
“Presiden menjelaskan dengan sangat jelas kepada Hamas bahwa jika mereka tidak membebaskan semua sandera, akan ada banyak hal buruk yang harus dibayar, dan sayangnya, Hamas memilih untuk mempermainkan media dengan nyawa.”
Leavitt mengatakan situasi tersebut “sepenuhnya kesalahan Hamas” atas serangan mereka pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, seraya menambahkan bahwa Trump ingin “semua sandera” yang ditawan oleh militan Palestina dibebaskan.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan 504 orang telah tewas sejauh ini dalam serangan Israel, termasuk lebih dari 190 anak-anak. Jumlah korban tewas sebelumnya sedikitnya 470 orang.
Israel melanjutkan operasi udaranya Selasa (18/3) pagi dengan gelombang serangan mematikan, menghancurkan ketenangan wilayah Palestina yang dilanda perang sejak gencatan senjata diberlakukan pada 19 Januari.
Mereka menyatakan serangan tersebut dilakukan usai Hamas berulang kali menolak membebaskan sandera. Israel menegaskan akan bertindak lebih besar terhadap Hamas.
“Serta menolak semua proposal yang sudah diterima dari Utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, dan para mediator,” demikian pernyataan Israel.
Sedangkan Hamas mengatakan pihaknya menembakkan roket ke pusat komersial Israel Tel Aviv pada Kamis dalam tanggapan militer pertamanya terhadap meningkatnya jumlah korban tewas warga sipil.
Israel mengatakan telah menutup rute utama utara-selatan wilayah itu saat pasukan memperluas operasi darat yang mereka lanjutkan pada Rabu (19/3).
(afp/chri)