Thursday, April 17, 2025
Google search engine
HomeInternasional7 Langkah 'Radikal' MbS Kurangi Pengaruh Wahabi-Salafi di Saudi

7 Langkah ‘Radikal’ MbS Kurangi Pengaruh Wahabi-Salafi di Saudi



Jakarta, CNN Indonesia

Putra mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) terus menjadi sorotan karena kebijakan.

Dari serangkaian perubahan MbS di Saudi, dia juga disebut-sebut melemahkan pengaruh Wahabi.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahabi salah satu saja ajaran ‘pemurnian’ yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahhab. Inti dari pemurnian ajaranya adalah merujuk langsung ke Al Quran-hadis, dan ingin memurnikan Islam seperti di zaman Nabi Muhammad dan tiga generasi setelahnya.

Istilah yang juga umumnya disematkan kepada kelompok-kelompok gerakan ‘pemurnian’ Islam adalah ajaran Salafi.

BACA JUGA:   Kasus Covid-19 Singapura Meroket, Alat Tes Rapid Mulai Langka

Satu dari sekian banyak ajaran pemurnian Salafi termasuk Wahabi yakni merumahkan perempuan dan menganggap suara mereka sebagai aurat.

Para pengamat menilai ajaran Wahabi ketat dan menolak inovasi karena dianggap tak sesuai ajaran Islam atau bidah.

Berikut upaya MbS melemahkan pengaruh Salafi hingga Wahabi.

1. Izinkan perempuan tanpa jilbab

MbS mengatakan perempuan di Arab Saudi boleh melepas jilbab dan melarang pemakaian abaya saat ujian sekolah.

Pernyataan MbS soal izin pelepasan jilbab dan pelarangan abaya sudah mencuat sejak 2018.

“Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada perempuan untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dikenakan,” kata MbS saat itu.

BACA JUGA:   Bikin Partai Politik, Dewi Soekarno Berencana 'Nyaleg' di Jepang

2. Larang pemakaian abaya di sekolah

ada Desember 2022, Saudi melarang perempuan mengenakan abaya saat ujian di sekolah.

Kebijakan dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi (Education and Training Evaluation Commission/ETEC).

ETEC menyatakan para siswa perempuan wajib mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan demi menjaga kesopanan publik di ruang ujian.

“Penting untuk mematuhi pakaian yang sesuai dengan aturan untuk menjaga kesopanan publik di ruang ujian, mengingat bahwa dilarang mengenakan abaya pada saat ujian,” demikian menurut ETEC.

3. Perempuan masuk militer

Pada Februari 2021 lalu, pemerintah Saudi membuka pendaftaran Angkatan Bersenjata bagi perempuan. Mereka yang berusia 21 hingga 40 tahun boleh mendaftar.

BACA JUGA:   FOTO: Markas Partai Berkuasa Jepang Dilempar Bom Molotov

Kemudian pada September 2021, Kerajaan meluluskan angkatan pertama tentara perempuan dari Pusat Pelatihan, demikian dikutip Saudi Gazette.

Kelulusan ini dianggap menjadi sejarah sebagai upaya reformasi pemberdayaan perempuan yang dicanangkan pemerintah.

Bersambung ke halaman berikutnya…






Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER