Jakarta, CNN Indonesia —
Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah menegaskan bahwa uang yang dibagikan kepada warga di Pamekasan, Jawa Timur bukan miliknya.
Dia menyampaikan itu usai diperiksa Bawaslu Pamekasan soal dugaan pelanggaran pemilu berupa politik uang pada hari ini, Senin (8/1).
“Jadi kembali saya tegaskan bahwa uang yang dibagi itu bukan uang saya,” kata dia saat ditemui di Ponpes Ora Aji, Purwormartani, Kalasan, Sleman, DIY, Senin (7/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat diperiksa Bawaslu, Gus Miftah mengaku ditanya perihal kehadirannya di sebuah lokasi dan membagikan uang kepada warga. Videonya pun beredar luas di media sosial.
Dia mengatakan semula hanya diundang ‘ngopi-ngopi’ oleh Ketua Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura, Khairul Umam atau Haji Her alias Sultan Madura.
Gus Miftah mengaku baru tahu ternyata ada banyak warga yang juga berdatangan di lokasi. Saat itu pula dia tahu bahwa tuan rumah turut mengagendakan bersedekah kepada warga.
“Saya justru tahu ada banyak orang itu setelah saya mau sampai lokasi. Karena agenda awalnya cuma ngopi-ngopi dengan Haji Her,” sambung dia.
Gus Miftah menyampaikan ia hanya dimintai tolong untuk membagikan uang milik Haji Her setelah tiba di lokasi.
“Setelah saya ada karyawan anak buah Haji Her yang ikut bagi. Karena saya bilang ‘ji, kalau orang seribu lebih ini suruh bagi saya capek, ji’. Saya kembalikan. Dan makanya setelah saya bagi itu masih ada video lain orang lain yang bagi, bukan saya tapi kan enggak viral,” ungkapnya.
Gus Miftah membantah telah melakukan kegiatan kampanye untuk pemenangan Prabowo-Gibran dengan membagikan uang kepada warga.
Mengenai sosok pria tersorot kamera saat sedang membentangkan dan menunjuk kaus warna hitam bergambar Capres Prabowo, Gus Miftah mengaku baru mengetahuinya setelah video beredar di media sosial.
“Kalau saya mau kampanye, logikanya kenapa cuma satu kaos kenapa nggak saya bagi sekalian. Kemudian yang kedua, sepengetahuan saya orang money politics itu biasanya diam-diam. Kalau mau money politics kenapa harus terbuka, orang dengan logika sederhana saja tidak nyambung,” imbuh dia.
(kum/bmw)