Jakarta, CNN Indonesia —
Manchester United dilaporkan melarang empat media mengikuti konferensi pers jelang melawan Chelsea pada pekan ke-15 Liga Inggris di Old Trafford, Kamis (7/12) dini hari WIB.
Dikutip dari Daily Mail, keempat media yang dilarang Man United hadir dalam konferensi pers Erik ten Hag adalah: Sky Sports, Mirror, Manchester Evening News, dan ESPN.
Empar media tersebut dilarang datang karena pemberitaan soal Erik ten Hag yang diklaim kehilangan kepercayaan pemain imbas dari performa buruk pada musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan itu disebutkan, kepala reporter Sky Sports Kaveh Solekhol, koresponden MEN Samue Luckhurst, David McDonnell dari Mirror, dan Rob Dawson dari ESPN tidak boleh hadir dalam media briefing di Carrington jelang lawan Chelsea.
Larangan itu datang dari Direktur Komunikasi MU Andrew Ward dengan alasan sejumlah media tersebut tidak menghubungi pihak Setan Merah untuk berkomentar sebelum berita itu dipublikasikan.
“Kami mengambil tindakan terhadap beberapa organisasi berita bukan karena menerbitkan berita yang tidak kami sukai, namun karena melakukan hal tersebut tanpa menghubungi kami terlebih dahulu untuk memberi kami kesempatan berkomentar, menantang, atau melakukan kontekstualisasi’,” kata pihak MU dikutip dari Daily Mail.
“Kami percaya ini adalah prinsip penting yang harus dipertahankan dan kami berharap ini bisa mengarah pada perubahan cara kerja kita bersama,” ucap MU menambahkan.
Sementara itu dalam pemberitaan MEN dijelaskan, Man United sedang mengalami awal musim terburuk sejak terakhir kali mereka terdegradasi ke Divisi Kedua.
Pada musim ini Man Utd menelan 10 kekalahan dari 21 pertandingan di semua kompetisi. Catatan itu jadi kekalahan yang tercepat setelah musim 1973/1974 ketika menempati peringkat ke-21 pada akhir musim tersebut dan terdegradasi ke Divisi Kedua pada 1974/1975.
Akibat keterpurukan tersebut Ten Hag diklaim kehilangan kepercayaan dari beberapa pemain atas taktik dan perekrutannya. Pihak Man United bersikeras menyayangkan larangan terhadap sejumlah media itu.
(sry)