TEMPO.CO, Jakarta – Aktor sekaligus Ketua Komite Festival Film Indonesia 2021-2023 Reza Rahadian menanggapi fenomena film horor di Indonesia yang belakangan banyak diperbincangkan. Reza mengatakan, semua orang bebas membuat film dan berkarya dengan penuh tanggung jawab.
“Ketika orang membuat film dan berani bertanggung jawab, artinya apapun reaksi yang muncul dari film itu dia harus take accountability and responsibility itu penting bagi pembuat film,” kata Reza Rahadian saat ditemui di Rumah Produksi Come and See Pictures di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu, 27 Maret 2024.
Reza Rahadian Tak Ingin Justifikasi Film Horor
Mengenai sineas film horor yang menggunakan simbol-simbol agama, Reza tak ingin menjustifikasi hal apapun. Menurut dia, semua berhak untuk berkarya dan mengekspresikan sesuatu dengan catatan mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang telah dibuat.
“Di Amerika film horor dengan atribut keagamaan yang kita tonton banyak, banyak banget, tapi di Indonesia itu bisa jadi problem. Dan sebetulnya kita enggak perlu menghakimi sesuatu, buat saja karya yang bertanggung jawab dan lebih baik,” kata Reza.
Menyerempet ke film Siksa Kubur yang dibintanginya, Reza Rahadian mengaku merasa beruntung lantaran film besutan Joko Anwar itu menurutnya tidak berada di posisi menggurui apapun atribut keagamaan. “Itu yang saya suka, kalau engga, ya saya pastinya juga ga mau,” kata Reza Rahadian yang berperan sebagai Adil, tokoh utama di film Siksa Kubur.
Siksa Kubur dan Badaruwuhi Tayang Bersamaan di Libur Lebaran
Iklan
Di luar tanggapannya mengenai film horor Indonesia yang viral dengan simbol-simbol agama, Reza justru mengaku senang lantaran sebentar lagi film yang ia perankan yaitu Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari, sekuel film KKN di Desa Penari akan tayang bersamaan di bioskop saat momen libur Lebaran.
“Saya justru senang ada dua film Indonesian yang besar dan dinanti-nanti, dan hari itu mudah-mudahan kita bisa berbangga bioskop Indonesia didominasi dengan film nasional,” kata dia. “Setelah 10 harinya, mudah-mudahan layar kita enggak hanya 60 persen lagi 70-80 persen dikuasai oleh film Indonesia. Kita patut berbangga,” ucap Reza menambahkan.Â
Pilihan Editor:Â Film Horor Gunakan Simbol Agama, Rako Prijanto Klaim Karyanya Ambil Jalur Benar