Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pangan Singapura (SFA) mengumumkan pada Rabu (30/10), tidak menemukan zat kimia berbahaya pada anggur Shine Muscat.
Temuan ini diumumkan usai Negeri Singa tersebut ikut melakukan investigasi terhadap anggur Shine Muscat yang disinyalir mengandung zat kimia berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah terbukti aman, SFA akan terus memantau kualitas buah dan sayuran yang dijual di Singapura.
Ini dilakukan untuk melindungi warga dari produk buah dan sayuran yang mengandung zat kimia yang dapat membahayakan tubuh.
“SFA akan terus menguji dan memantau situasi untuk melindungi Kesehatan masyarakat,” demikian pernyataan mereka ke Channel News Asia pada Rabu (30/10).
Selain itu, mereka juga mengimbau kepada para penjual buah dan sayuran untuk selalu memperhatikan kualitas buah dan sayuran yang mereka jual.
“Pengecer harus memastikan bahwa makanan yang mereka jual diperoleh dari sumber yang diatur SFA, disiapkan, atau diolah dengan cara yang aman dan higienis, dan tidak membahayakan keamanan pangan,” lanjut SFA.
Anggur Shine Muscat belakangan ini menjadi sorotan usai Thailand menemukan residu zat kimia berbahaya di buah tersebut.
Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mencatat sebanyak 23 dari 24 sampel anggur Shine Muscat yang diambil dari 15 toko di seluruh Bangkok terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar melebihi batas wajar.
“Satu sampel mengandung Chlorpyrifos, bahan kimia berbahaya (Tipe 4) yang dilarang,” demikian pernyataan Thai-PAN.
Lalu, 22 sampel lain mengandung 14 jenis residu beracun yang melebihi batas wajar yakni 0,01 mg/kg.
Thai-PAN juga merinci sebanyak 50 jenis residu beracun telah terdeteksi di anggur-anggur tersebut.
Selain itu, mereka mencatat terdapat 22 residu yang tak terdaftar di bawah peraturan zat berbahaya Thailand, antara lain Triasulfuron, Cyflumetofen, Chlorantraniliprole, Flonicamid, Etoxazole, dan Spirotetramat.
(gas/bac)