Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menunjuk Susie Wiles sebagai Kepala Staf Gedung Putih di awal transisi pemerintahan usai menang Pilpres AS 2024.
Mantan CEO World Wrestling Entertainment, Linda McMahon, dan pendiri perusahaan pialang Cantor Fitzgerald, Howard Lutnick, turut memimpin proses transisi pemerintahan ini.
Menurut tim Trump, pekerjaan kepresidenan penting lainnya juga akan dilakukan beberapa minggu ke depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asisten senior Trump, Jason Miller, mengungkapkan bahwa akan ada sejumlah orang “lama” dan “baru” dalam tatanan pemerintahan presiden dari Partai Republik itu.
“Ada beberapa orang yang akan kembali (dari masa jabatan pertama Trump). Dan akan ada beberapa orang baru yang bergabung,” kata Miller kepada Fox Business pada Rabu (6/11).
Berdasarkan prediksi AFP, berikut daftar nama beberapa orang tim Trump yang ikut dicalonkan jadi pembantu dalam kabinetnya.
Kepala Staf Gedung Putih
Kepala kampanye Trump, Susie Wiles, adalah orang pertama yang ditunjuk menjadi pembantu Trump. Ia diumumkan sebagai kepala staf pada Kamis (7/11) lalu, sesuai perkiraan masyarakat luas.
Wanita berusia 67 tahun asal Florida itu mendapat dukungan penuh dari tim Trump, bahkan sempat dipanggil ke panggung oleh sang presiden terpilih dalam pidato kemenangannya pada Rabu (6/11) pagi.
“Susie tangguh, cerdas, inovatif, dan dikagumi serta dihormati secara universal,” ujar Trump.
Jaksa Agung
Mengingat agenda radikal Trump untuk deportasi massal imigran ilegal dan masalah hukum yang sedang dihadapinya, orang yang diangkat sebagai jaksa agung dalam kabinetnya akan memegang tugas yang paling sensitif dan menantang.
Berdasarkan laporan The Washington Post, sejumlah tokoh yang dipertimbangkan untuk posisi tersebut yakni Senator Partai Republik Mike Lee dan Eric Schmitt, serta mantan direktur intelijen nasional Trump, John Ratcliffe.
Menteri Luar Negeri
Posisi diplomat tertinggi AS ini akan memainkan peran penting dalam menerapkan kebijakan luar negeri Trump, “America First”.
Kebijakan tersebut kemungkinan akan menyebabkan perubahan besar dalam aliansi AS, termasuk memaksa Ukraina melakukan negosiasi dengan Rusia.
Ric Grenell, mantan duta besar untuk Jerman dan pejabat direktur intelijen nasional di bawah Trump, dipandang sebagai sosok yang dipertimbangkan untuk posisi ini.
“Jika Anda ingin menghindari perang, sebaiknya Anda memiliki orang yang tidak berguna sebagai sekretaris negara,” katanya dalam salah satu episode podcast “Self Centered” pada bulan Maret.
Tokoh loyalis ini sempat berusaha membalikkan kekalahan Trump pada pemilu tahun 2020. Ia pun muncul bersama Trump dalam pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada September lalu.
Grenell juga diyakini bisa berperan penting sebagai penasihat keamanan nasional apabila Senator Florida Marco Rubio ditunjuk sebagai menlu.
Rubio adalah salah satu finalis calon wakil presiden Trump yang disebut-sebut berpotensi menduduki kursi jabatan ini pula.
“Saya selalu tertarik untuk mengabdi pada negara ini,” kata Rubio kepada CNN pada Rabu (6/11).
Lanjut ke sebelah…