Thursday, December 25, 2025
Google search engine
HomeEkonomi BisnisSemarak Emisi Saham Baru Akhir Tahun, Rights Issue PANI hingga Private Placement...

Semarak Emisi Saham Baru Akhir Tahun, Rights Issue PANI hingga Private Placement ENRG



Bisnis.com, JAKARTA — Kuartal IV/2025 menjadi momentum yang dipilih sejumlah emiten untuk menggelar penambahan modal dengan skema penerbitan saham baru. Aksi korporasi itu diharapkan mempertebal modal emiten untuk melancarkan ekspansi pada tahun depan. 

Penambahan modal dengan emisi saham baru oleh Perusahaan Tercatat dapat dilakukan melalui dua opsi, yaitu rights issue dan private placement. Opsi rights issue a.l. sedang dimatangkan oleh PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dan PT Wahana Interfood Nusantara Tbk. (COCO). 

Emiten kongsi Agung Sedayu dan Grup Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) bakal menghimpun dana segar maksimal Rp16,7 triliun dari rights issue. Rencana aksi korporasi PIK 2 itu telah meraih persetujuan dalam RUPSLB pada 9 Oktober 2025. 

Berdasarkan hasil rapat, para pemegang saham yang mewakili 96,86% total saham dengan hak suara menyetujui penerbitan sebanyak-banyaknya 1,21 miliar saham baru dengan nominal Rp100 dan harga pelaksanaan Rp15.000 per saham. 

Rasio pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) ditetapkan 119.169:7.864 untuk pemegang saham yang tercatat pada 27 November 2025. Adapun, perdagangan HMETD akan digelar pada 1-5 Desember 2025. 

Dana hasil rights issue bakal digunakan PANI untuk menambah penyertaan saham pada beberapa entitas anak, termasuk PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK), lalu PT Panorama Eka Tunggal, PT Cahaya Inti Sentosa, dan PT Karunia Utama Selaras. 

BACA JUGA:   Marquez Bisa Pensiun di MotoGP 2027, Ungkap Syarat Terus Membalap

Langkah tersebut menjadi bagian dari strategi PANI untuk memperkuat fundamental bisnis dan mendukung pengembangan kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2).

Sementara itu, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk. (COCO) akan melakukan penambahan modal dengan HMETD kepada para pemegang saham dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 2.669.591.943 (2,67 miliar) saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham. Jumlah itu setara dengan 75,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh COCO setelah rights issue. 

Harga pelaksanaan rights issue COCO ditetapkan sebesar Rp100 per saham sehingga jumlah dana yang akan diterima perseroan adalah sebanyak-banyaknya Rp266.959.194.300 atau Rp266,96 miliar. Setiap pemegang 1 saham COCO berhak atas 3 HMETD.

Mahogany Global Investment Pte. Ltd sebagai pemegang saham utama COCO sekaligus Pemegang Saham Pengendali perseroan yang memiliki 61,12% telah menyatakan akan melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya. 

Nantinya, COCO akan menggunakan dana hasil rights issue sekitar Rp85 miliar untuk belanja modal sehubungan dengan pembelian mesin, peralatan, sistem teknologi informasi, serta fasilitas pendukung atas mesin dan peralatan. Sisanya, akan digunakan COCO untuk modal kerja.

Rencana tersebut dilakukan sehubungan dengan program diversifikasi usaha perseroan. Saat ini, COCO berfokus pada produk hasil proses downstream, sehingga Perseroan berencana untuk melakukan pengembangan lini produk baru berupa berupa midstream cocoa products, berupa natural cocoa butter, natural cocoa cake, natural cocoa powder, alkalized cocoa powder, natural cocoa mass, dan alkalized cocoa mass.

BACA JUGA:   Khidmatnya Pelaksanaan Shalat Idul Adha 1445 H/2024 M Kota Batam - BP Batam

“Perseroan akan memulai penggunaan dana belanja modal tersebut pada semester II/2025, dan kegiatan produksi midstream cocoa products ini diharapkan akan mulai beroperasi pada semester II/2026.”

Private Placement ENRG & GIAA

Sementara itu, skema private placement sedang dimatangkan oleh PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA). 

PT Samuel International bakal menjadi investor strategis dalam private placement yang digelar oleh emiten energi Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG). Samuel International menyusul CGS International Sekuritas dan Trimegah Sekuritas yang lebih dulu mengoleksi saham ENRG.

ENRG berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan target dana dihimpun sebesar Rp269,50 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (14/10/2025), manajemen ENRG mengumumkan pelaksanaan PMTHMETD akan dilaksanakan dengan menerbitkan 350.000.000 saham baru seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham.

“Seluruh saham baru tersebut akan diambil bagian oleh PT Samuel International yang bukan merupakan pihak terafiliasi dari perseroan,” tulis manajemen ENRG, dikutip Selasa (14/10/2025).

Pelaksanaan private placement itu akan dilakukan dengan harga Pp770 per saham. Dengan demikian, ENRG akan mengantongi Rp269,50 miliar dari aksi korporasi ini.

Adapun, emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan menggelar penambahan modal tanpa HMETD atau private placement senilai Rp30,31 triliun. Private placement tersebut akan dijalankan oleh PT Danantara Asset Management (Persero).

BACA JUGA:   95% Kreditur Djakarta Lloyd Setujui Proposal PKPU

Berdasarkan keterbukaan informasi, sehubungan dengan upaya restrukturisasi, GIAA akan menggelar PMTHMETD yang akan dilakukan oleh Danantara dengan dua skema. Pertama, setoran modal dalam bentuk uang tunai. Kedua, konversi pinjaman pemegang saham (shareholder loan/SHL) menjadi saham baru.

Total dana private placement itu mencapai US$1,84 miliar atau Rp30,31 triliun (kurs Rp16.421 per dolar AS). Secara terperinci, Danantara akan melakukan penyetoran modal secara tunai kepada GIAA sebanyak-banyaknya US$1,44 miliar atau Rp23,66 triliun dan konversi SHL menjadi saham baru sebesar US$405 juta atau Rp6,65 triliun.

Penyetoran modal melalui PMTHMETD sendiri wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). GIAA pun mengagendakan RUPS luar biasa (RUPSLB) pada 12 November 2025 untuk menyepakati gelaran private placement tersebut.

Adapun, gelaran private placement atau suntikan dana dari Danantara sendiri dilakukan sebagai upaya restrukturisasi. GIAA mempertimbangkan urgensi perbaikan posisi keuangan perseroan secara menyeluruh, serta kebutuhan pendanaan yang mendesak untuk menjaga kelangsungan usaha dan operasional perseroan dan entitas anak.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER