Monday, August 11, 2025
Google search engine
HomeInternasionalSejarah Kelam saat Pasukan Inggris Serbu & Jarah Yogyakarta

Sejarah Kelam saat Pasukan Inggris Serbu & Jarah Yogyakarta



Jakarta, CNN Indonesia

Para penjajah yang datang ke Indonesia, selain mengambil hasil bumi juga menjarah harta benda dalam istana.

Seperti ketika Inggris datang ke Jawa di awal abad 19 dan melakukan invasi di Yogyakarta. Salah satu yang tercatat dalam sejarah sebagai salah satu yang memalukan.



ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa itu dikenal dengan sebutan Geger Sepehi atau Sepoy, yaitu penyerbuan pasukan Inggris terhadap Keraton Yogyakarta pada 19-20 Juni 1812.

Nama Sepehi atau Sepoy merujuk pada pasukan Inggris yang isinya orang-orang India. Oleh orang Jawa kala itu, Sepoy disebut “Sepehi”.

Penyerbuan dan penjarahan dilakukan setelah keraton jatuh, diteruskan dengan penjarahan harta keraton selama empat hari empat malam. Ambisi penguasaan itu dipimpin oleh Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.

BACA JUGA:   VIDEO: Kebakaran Hutan di Australia Meluas, Ribuan Warga Mengungsi

Langkah pertama yang dilakukan untuk menguasai Jawa bagian tengah adalah dengan menguasai Keraton Yogyakarta. Setelah diplomasi gagal, genderang perang pun ditabuh.

Mula-mula meriam pasukan Inggris menyerang di malam hari. Selama dua hari, peperangan terjadi di luar Benteng Baluwerti keraton. Terjadi juga saling tembak meriam dan artileri lainnya. Namun, Inggris yang kuat secara militer dengan mudah menaklukkan keraton.

Aksi penjarahan pasukan Sepehi

Subuh dini hari 20 Juni 1812, pasukan Keraton Yogya tak berdaya melawan 1.200 pasukan Sepoy yang bertempur tak kenal henti dari malam hingga dini hari. Penjarahan pun dilakukan.

Yang membuat miris, sebelum penjarahan dilakukan, para penguasa keraton dan keluarganya diperlakukan secara hina. Mereka digiring ke kediaman Residen di antara barisan tentara Sepoy dan Skotlandia dengan pedang terhunus dan sangkur terpasang.

Sejarawan dari Universitas Oxford yang ahli dalam masalah Diponegero, Peter Carey, dalam bukunya “Takdir, Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855” yang diterbitkan oleh KOMPAS (2014), menuliskan peristiwa ini secara detail.

BACA JUGA:   Menlu AS Temui Putra Mahkota MbS di Riyadh, Bahas soal Masa Depan Gaza

“Menurut Babad Jatuhnya Yogyakarta, bala tentara Inggris dan Sepoy terlalu kasar dalam melaksanakan tugas mereka. Para pangeran dan pejabat-pejabat senior keraton dipaksa untuk menyerahkan keris mereka yang dihiasi batu-batu permata,” tulis Carey.

Bukan hanya itu, Keputren dan Istana juga digeledah untuk dijarah perhiasannya. Semua harta keraton dikuras habis nyaris tak bersisa.

Bersambung ke halaman berikutnya…







Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER