Thursday, December 25, 2025
Google search engine
HomeHiburanSatire Pangan dalam Pentas Teater Komunitas Seni Nan Tumpah

Satire Pangan dalam Pentas Teater Komunitas Seni Nan Tumpah

KOMUNITAS Seni Nan Tumpah dari Padang Pariaman, Sumatera Barat, membawakan penampilan teater berjudul “Indomiii Rasa Rendang/Sambil Menyelam Minum Plastik” dalam Festival Teater Sumatera ke-3 dengan tema Pangan: Tanah, Air, dan Ingatan telah digelar pada 24-25 September 2025.

Ketua Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) Mahatma Muhammad mengatakan komunitas teaternya itu membahas soal makanan, tanah, dan ingatan yang menjadi sebuah satir pangan dan lingkungan yang saat ini terjadi di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat.

“Pertunjukan seni ini memadatkan elegi agrarian, satir pangan, dan absurditas visual untuk mengupas bagaimana kebijakan publik menutup krisis pangan dengan bungkus kemakmuran,” kata Mahtma kepada Tempo pada Kamis, 25 September 2025.

BACA JUGA:   Jaga Kelestarian Lingkungan, PLN Batam Tanam 1.000 Pohon Mangrove di Pantai Nongsa - insightkepri.com

Representasi Makanan Instan dan Sampah Plastik

Indomiii Rendang yang diambil dalam judul,  kata Mahatma, merupakan representasi dari dapur tradisi yang dihancurkan oleh budaya instan. Sebelumnya, penampilan teater ini perdana dibawakan dalam Festival Pekan Nan Tumpah pada 24 Agustus 2025 lalu.

“Hal ini berkaitan dengan tradisi kuliner memasak rendang yang berjam-jam lamanya dihancurkan dengan bentuk makanan kemasan instan yang soal rasa sudah tentu tidak akan sama,” ujar Mahatma.

Sementara, Sambil Menyelam Minum Plastik adalah representasi banyaknya penggunaan sampah plastik sehingga mencemari dan merusak tanah dan air, dengan alih-alih kemajuan zaman.

“Pertunjukan ini juga menabrakkan bahasa propaganda, tubuh warga, dan residu plastik yang meresap ke tanah, laut, dan perut. Akhirnya, kenyang dan sehat hanyalah retorika citra, warisan sejatinya adalah pencemaran yang tak pernah terurai,” ucap Mahatma.

BACA JUGA:   Ronaldo di Ambang Rekor Gila di 4 Liga Berbeda

Padahal dahulu, menurut Mahatma, Sumatera merupakan negeri kaya dengan flora dan faunanya. Mulai dari wilayah dataran tinggi (Bukit Barisan) hingga ke wilayah pesisir timur dan barat. Beragam kekayaan tersebut menjadi sumber pangan. Mulai dari beragam jenis umbian, palem, ikan, dan unggas. Beragam jenis pangan ini melahirkan berbagai tradisi dan budaya, yang dijaga melalui ingatan bersama maupun tertulis.

“Mulai dari tradisi kuliner, tradisi mencari ikan, tradisi kebun dan tani, tradisi obat-obatan tradisional, hingga ritus, pengetahuan teknologi perikanan dan pertanian, serta seni,” tutur dia.

Festival Teater Sumatera

Penampilan Komunitas Senin Nan Tumpah menjadi pembuka di hari kedua pelaksanaan Festival Teater Sumatera ke-3, yang diikuti dengan penampilan dari Teater Seinggok Sepemunyian yang menampilkan teater dengan judul Beume.

Kemudian, ditutup dengan penampilan tiga komunitas teater lainnya, yaitu Komunitas Seni Hitam Putih dari Sumatera Barat – Surat Tanpa Alamat, Medan Teater dari Sumatera Utara – Meja Makan Mikir Mikir, dan Teater Senyawa dari Bengkulu – Sesaji Ilusi.

Pilihan Editor: Transpuan di Panggung Sandiwara

BACA JUGA:   Lirik Lagu Nemen dari NDX A.K.A dan Makna di Dalamnya | tempo.co

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER