Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah dinilai perlu memberikan insentif untuk mendorong pengembang bangun properti hijau di Indonesia.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan masih sedikitnya proyek properti yang menerapkan prinsip green seperti ruang terbuka hijau, lanskap kawasan, pengelolaan air, limbah dan sampah serta memiliki retention pond. Hal ini dikarenakan faktor biaya yang besar dalam membangun kawasan hunian berkelanjutan.
“Jadi yang benar-benar menerapkan green sustainability ini hunian yang menengah ke atas, untuk menengah ke bawah belum karena masalah biaya,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/9/2025).
Menurutnya, pemerintah perlu memberikan insentif untuk mendorong masifnya proyek green yang berkelanjutan. Insentif tersebut bisa diberikan ke pengembang maupun kepada konsumen.
“Komponen penerapan green yang mahal itu di material konstruksi bangunan yang juga punya standar green sendiri, mestinya pemerintah bisa kasih insentif dari segi harga sehingga proyek properti green bisa masif seperti di luar negeri. Di sisi lain, memang telah ada dukungan perbankan melalui bunga KPR untuk properti green yang lebih rendah dibandingkan yang tidak mengusung green,” katanya.
Ali mengungkapkan dari 500 proyek properti yang disurvei oleh Indonesia Property Watch (IPW), hanya kurang dari 20% yang benar-benar menerapkan prinsip hijau dan keberlanjutan serta tak sekadar gimmick. Salah satunya, kawasan hunian Kota Baru Parahyangan di Bandung yang menerapkan prinsip hijau dan memiliki pelestarian air tanah.
“Masih sedikit proyek properti yang menerapkan green dan keberlanjutan. Umumnya proyek hunian dengan harga Rp2 miliar, yang kawasannya benar-benar menerapkan green. Jadi tidak hanya lingkungannya saja, tetapi terdapat pelestarian air tanah dan endemik yang ada di kawasan tersebut,” ucapnya.
Pihaknya mendorong agar pengembang properti di Indonesia juga mengembangkan hunian yang berkualitas dan mematuhi aturan lingkungan yang ada sehingga tidak merugikan konsumen.
VP Marketing Rumah123 Andry Law menuturkan kesadaran konsumen untuk mencari hunian ramah lingkungan ini mulai mengalami peningkatan. Namun demikian, masih terbatas pada hunian menengah ke atas.
“Tren green housing itu kebanyakan rumah dan apartemen yang menengah ke atas. Awarenessnya mulai banyak dan meningkat namun memang kebanyakan proyek green housing berada di luar Jakarta yang lahannya masih cukup besar,” tuturnya.
Dia berharap kualitas dan kredibilitas pengembang properti di Indonesia semakin meningkat di masa mendatang karena akan berdampak pada kepercayaan masyarakat.
“Kami tentu memberikan yang terbaik untuk konsumen dengan menyeleksi rumah-rumah yang masuk dalam platform, misalnya bukan berada di area rawan banjir dan pernah terjadi sebelumnya. Kami minimalisir risiko tersebut dan tentu kawasan hunian yang patuh terhadap aturan lingkungan,” ujar Andry.

