Monday, August 11, 2025
Google search engine
HomeNasionalProfil Pulau Galang: Bekas Kamp Pengungsi Vietnam yang Diusulkan untuk Menampung Warga...

Profil Pulau Galang: Bekas Kamp Pengungsi Vietnam yang Diusulkan untuk Menampung Warga Gaza

DI hadapan menteri Kabinet Merah Putih, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keinginannya menjadikan Pulau Galang sebagai lokasi layanan medis bagi sekitar 2.000 warga Gaza, Palestina. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan, Pulau Galang dipilih Prabowo lantaran dinilai telah memiliki infrastruktur dan pendukung medis yang memadai. Sebab, wilayah ini pernah difungsikan untuk perawatan pasien Covid-19 beberapa tahun lalu.

“Pernah juga jadi tempat pengungsian. Jadi, sebenarnya kalau dalam sisi keamanan dan kenyamanan warga itu bisa manageable,” kata Hasan di kantornya, di Jakarta Pusat, Kamis, 7 Agustus 2025.

Pulau Galang terletak di wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi pulau ini berjarak sekitar 33 kilometer arah barat daya dari Ibu Kota Kepulauan Riau, Tanjungpinang, di Pulau Bintan.

Pada 1979 Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) mendirikan kantor administrasi di Pulau Galang dalam rangka mengelola kamp pengungsi selama periode 1979-1966. Kala itu, tercatat puluhan ribu warga Vietnam mendatangi Pulau Galang, mayoritas menggunakan perahu.

BACA JUGA:   Reaksi Heboh Netizen usai Jay Idzes Cetak Sejarah di Serie A

Kehadiran puluhan warga Vietnam bukan tanpa sebab. Saat itu, perang Vietnam pecah dan gerilyawan komunis berhasil menguasai Saigon di wilayah selatan pada 1975 yang sebelumnya dikuasi Ngo Dinh Diem, tokoh Vietnam berideologi liberalisme.

Setelah perang Vietnam usai, bekas kamp tersebut menjadi obyek wisata dan sejarah. Banyak warga Vietnam yang kini menetap di wilayah lain ataupun pengunjung domestik/mancanegara lain yang mengunjungi lokasi itu.

Pada April 2020, pemerintah memutuskan membangun Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang dengan tujuan melayani pasien Covid-19 yang saat itu mulai menyeruak di Indonesia. RSKI dibangun imbas kurangnya angka ketersediaan tempat tidur di pelbagai RS lain, termasuk di Jakarta.

BACA JUGA:   Link Live Streaming Crystal Palace vs Man City di Final Piala FA

Sekitar satu tahun beroperasi atau hingga 14 Februari 2021, RSKI tercatat telah melayani 7.223 pasien, baik mereka yang terkonfirmasi positif maupun suspek Covid-19. Setelah pandemi berakhir, RSKI diusulkan beralih fungsi menjadi RS penyakit menular dan tempat riset kesehatan.

Kini, Pulau Galang diusulkan menjadi tempat layanan medis bagi warga Gaza yang terluka imbas konflik. Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan Presiden telah menyampaikan usulan tersebut kepada negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dengan catatan semua pihak setuju dengan tindakan Indonesia.

Sugiono menjelaskan, Indonesia hanya bersedia merawat anak-anak atau korban terluka Gaza apabila memperoleh persetujuan dari negara-negara tetangga Palestina langsung, seperti Yordania, Mesir, dan otoritas Palestina.

“Jadi, tentu dengan persetujuan,” kata Sugiono, 7 Agustus lalu.

Namun, keinginan Prabowo membawa warga Gaza ke Pulau Galang tak sepenuhnya memperoleh dukungan mayoritas. Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan heran atas rencana tersebut. Sebab, pemindahan warga Palestina keluar dari tanah airnya merupakan ide Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

BACA JUGA:   Netizen Puji Timnas Indonesia U-23: Angkat Shin Tae Yong Jadi PNS

Masalahnya, Amerika Serikat adalah sekutu Israel. “Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?” kata Anwar dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Rabu, 9 April 2025.

Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin berpendapat serupa. Dia mengingatkan pemerintah untuk hati-hati dengan jebakan Israel ihwal rencana evakuasi warga Gaza ke Pulau Galang. Sebab, hingga saat ini belum ada sinyal resmi dari otoritas Palestina ihwal keinginan Prabowo tersebut.

“Tidak bisa ada evakuasi tanpa persetujuan dari otoritas yang berwenang,” kata Hasanuddin dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 9 Agustus 2025.

Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER