TEMPO.CO, Jakarta – Nama Redianto Heru Nurcahyo atau dikenal Heru Singgih menjadi salah satu dari 24 calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia. Musisi Tanah Air yang dikenal sebagai Heru Humania tersebut telah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang diselenggarakan oleh Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Sabtu dan Minggu, 5-6 Juli 2025.
Heru merupakan salah satu dari 12 calon yang mengikuti uji kelayakan di Ahad, lalu. Musisi dari duo jazz Humania tersebut diusulkan untuk ditugaskan sebagai duta besar Indonesia untuk Slovakia, yang berkedudukan di Bratislava.
Nama Heru termasuk dalam daftar calon Dubes RI yang diserahkan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui surat presiden (surpres) kepada DPR RI pada 20 Mei 2025. Informasi mengenai daftar calon duta besar tersebut diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani dalam rapat paripurna ke-18 masa sidang III tahun 2024–2025.
Proses uji kelayakan yang dilakukan Komisi I DPR yang dipimpin oleh Utut Adianto. Utut mengatakan mayoritas calon Dubes RI berasal dari kalangan diplomat profesional. Namun, Utut menekankan para kandidat yang hadir merupakan figur-figur yang punya kapasitas tinggi.
“Ini mostly diplomats, mostly diplomats. Ada satu Pak Hotmangaradja. Beliau itu dulu Letnan Jenderal TNI. Jadi kalau dari petinju ini kelas berat semua, heavyweight,” kata Utut.
Profil Heru Singgih
Di dunia hiburan, nama Heru Singgih tidak lagi asing bagi penikmat musik jazz. Heru merupakan putra mendiang Singgih, Jaksa Agung pada masa Orde Baru (1993–1998). Berbeda dengan sang ayah, Heru memilih jalur berbeda dengan menekuni musik sejak awal tahun 1990-an.
Dilansir dari p2k.stekom.ac.id, Heru memulai karier bermusik saat dirinya dan rekan-rekannya berkuliah di KVB Institute of Technology Sydney, Australia.
Heru bersama Eki ‘Eq’ Ismareksa Puradiredja, teman semasa kuliahnya di Australia, mendirikan grup musik Humania. Humania dikenal dengan warna musik jazz, funk, soul, groove, dan reggae yang kental.
Debut Humania diawali lewat album Terserah pada 1993. Selanjutnya, dua album lainnya, Sahabat Lama (1996) dan Interaksi (2000), juga sukses di pasaran. Namun, usai merilis album ketiga, Humania memutuskan berhenti dari panggung musik sejenak.
Walaupun demikian, Heru bersama Eki tetap aktif di belakang layar dengan memproduseri sejumlah musisi Indonesia, antara lain Indra Lesmana, Jamie Aditya, Ermy Kulit, dan Maliq & D’Essentials. Kolaborasi tersebut menjadi bukti bahwa pengaruh Humania di dunia musik tetap terasa.
Tidak berhenti hanya berkarier di dunia musik dalam negeri, Heru juga berkutat pada bidang bisnis. Heru pernah menjabat sebagai Direktur Operasional di PT. Gourme Global Kulinari (2015–2018), Direktur Manajer di PT. Astrina Megatama (2016–2018), dan bekerja di PT. Gemantara Swarabumi (1999–2018).
Selain eksis di industri hiburan, Heru juga berpengalaman dalam dunia politik. Pada 2019, Heru pernah menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Selain itu, Heru juga pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2019 dan 2024 untuk daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).