Jakarta, CNN Indonesia —
Mantan pemain Timnas Indonesia Eduard Ivakdalam berpesan agar atlet lokal tidak minder di tengah gempuran program naturalisasi PSSI.
Legenda Persipura ini menilai pemain Indonesia bisa bersaing dengan pemain naturalisasi, namun para pemain harus bekerja ekstra-keras agar bisa sejajar kualitasnya.
“Lebih sedikit memang kesempatan mainnya, tetapi bukan berarti anak-anak lokal ini tak bisa bersaing. Anak-anak lokal ini tidak boleh minder sama yang naturalisasi,” kata Eduard.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Mereka punya kemampuan harus jadi tolok ukur. Naturalisasi yang datang harus memotivasi. Mereka pemain lokal ini juga punya kemampuan, maka tingkatkan,” ujarnya pada Jumat (15/3).
Eduard mengaku bisa memahami alasan PSSI gencar menaturalisasi pemain keturunan di Eropa. Menurut pemilik tiga gol Timnas Indonesia ini untuk sekarang naturalisasi ada benarnya.
“Naturalisasi ini sebenarnya juga baik, kalau itu pemain muda yang bisa mengangkat sepak bola Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi. Kita butuh yang berkualitas.”
“Ini supaya sepak bola kita bisa terangkat. Tetapi bukan berarti anak-anak lokal ini kita lupakan. Sekarang ketertinggalan kita jauh dari Jepang, Korea dan lain-lain,” ucap Eduard.
Lelaki yang biasa disapa Edu ini menilai sepak bola Indonesia saat ini sudah jauh tertinggal dari Korea dan Jepang. Karenanya perlu akselerasi untuk mengejar ketertinggalan itu.
Hanya saja, katanya, PSSI harus juga turun ke akar rumput. Pelatih dan pemain di segala pelosok Indonesia harus diperhatikan juga, berupa kesempatan mendapat pelatihan.
“Semua menginginkan kita masuk ke jenjang lebih tinggi. Sambil kita memperbaiki kondisi, kita menggelar kursus kepelatihan yang banyak. Kasih kesempatan pelatih lokal,” katanya.
Ketertinggalan Indonesia yang begitu jauh ini menurut Ivakdalam karena kesalahan pengurus PSSI masa lalu. Salah satunya kursus pelatih yang tidak diakui oleh AFC.
Karenanya PSSI diminta menggencarkan kursus pelatih di daerah-daerah. Dengan semakin banyak pelatih muncul, akan semakin banyak generasi dapat ilmu sepak bola yang baik.
“Semoga kita anak-anak lokal tidak minder. Anak lokal ini punya motivasi tinggi, terutama dari yang daerah terpencil. Mereka punya motivasi tinggi untuk tim nasional.”
“Mereka di daerah terpencil juga Indonesia. Mereka punya nene tete [kakek nenek] mati untuk membela Indonesia. Tapi mereka belum dikasih kepercayaan ke Timnas,” paparnya.
(abs/nva)