Thursday, November 6, 2025
Google search engine
HomeEkonomi BisnisPembeli Mobil Listrik Utamakan Baterai dan Percaya Rekomendasi Teman

Pembeli Mobil Listrik Utamakan Baterai dan Percaya Rekomendasi Teman



Bisnis.com, JAKARTA – Survei Praxis Indonesia membuktikan hingga 98% pembeli mobil listrik membutuhkan rekomendasi dan pengalaman riil pengguna lain untuk meneguhkan keputusannya dalam mengambil unit.

Riset yang melibatkan 1.200 pengguna mobil listrik di Jabodetabek, Surabaya, Bandung Raya, Medan, Yogyakarta, Solo, Denpasar, dan Semarang pada Februari-Juli 2025 ini juga mengungkap berbagai faktor teknis yang menjadi prioritas konsumen di Indonesia dalam memilih mobil listrik.

Director of Public Affairs Praxis Indonesia Sofyan Herbowo menjelaskan surveinya yang bertajuk ‘Potensi & Tantangan Mobil Listrik di Indonesia dari Persepsi Pengguna’ bisa berguna bagi pelaku industri dan pembuat kebijakan.

Salah satunya, betapa persebaran infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) terbukti punya peran signifikan bagi calon pembeli mobil listrik dalam membuat keputusan.

“Temuan kami menunjukkan adopsi kendaraan listrik bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal komunikasi publik dan sinergi kebijakan. Hal yang menjadi sorotan, antara lain daya tahan baterai, harga, reputasi merek, serta masukan dari teman atau komunitas,” jelasnya dalam laporan, dikutip Sabtu (6/9/2025).

BACA JUGA:   Erick Beber Kondisi GBK Jelang Indonesia vs Bahrain: Diapresiasi AFC

Head of Research Praxis Indonesia Garda Maharsi mengungkap hingga 66,24% dari responden mengaku telah berpengalaman memiliki satu mobil konvensional sebelumnya. Lantas, terdapat 24% yang beralih ke mobil listrik setelah kepemilikan dua mobil.

Sebaliknya, pembeli yang memutuskan mengambil kendaraan elektrifikasi (EV) sebagai mobil pertamanya tercatat rendah, hanya 4% dari total responden.

Adapun, dari sisi demografi, mayoritas responden pembeli mobil listrik lebih mengarah pada usia 31—42 tahun (49%). Penghasilan bulanan hingga 44% dari responden berkisar Rp10 juta—Rp19,9 juta, disusul 17% di kisaran Rp20 juta-an, sementara yang gajinya di bawah Rp10 juta hanya 1%. 

Faktor teknis terpenting yang menjadi sorotan mereka, yakni daya tahan baterai (35,17%), disusul harga beli dan bonus promo (21,33%), serta reputasi merek (18,5%).

“Maka dari itu, promosi mengenai garansi baterai, serta diskon atau paket promo seperti pemasangan wall charger, terbilang efektif untuk menarik pembeli,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis.

BACA JUGA:   Pindah Memilih dalam Pemilu 2024, KPU Sebut Tidak Bisa Coblos Caleg

Tak heran, 82% responden memanfaatkan mobil listriknya untuk harian dan urusan pekerjaan, bahkan hanya sedikit yang menggunakan pada akhir pekan. 

Tepatnya, 35% di jarak 51—100 km per hari, disusul 33% untuk jarak 51—100 km per hari, 17% untuk jarak 0—20 km per hari, dan 11% untuk yang kurang dari 10 km per hari. Sisanya, atau hanya sekitar 4% yang berani menggeber mobil listrik jarak jauh hingga lebih dari 100 km per hari.

Lantas, kehadiran SPKLU juga menjadi faktor yang signifikan. Hingga 57% pengguna menjangkau SPKLU terdekat dari rumahnya dalam radius 3—5 km saja. 

Dari sisi lokasi pengisian baterai favorit, 67% punya perangkat pengisian di rumah, sementara 42% lebih mengandalkan SPKLU resmi, disusul 40% memanfaatkan infrastruktur di tempat kerja, dan 9% ketika pergi ke pusat perbelanjaan. 

“Itulah kenapa masih ada 30% responden yang belum puas terhadap upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekosistem mobil listrik. Hingga 46% responden memiliki aspirasi agar akses SPKLU dan bengkel resmi terus menjadi lebih baik ke depannya,” tambah Garda.

BACA JUGA:   Jalanan Di Gaza Berubah Jadi Kuburan

Saat ini, waktu pengisian daya juga menjadi sorotan pengguna. Hingga 46% membutuhkan lebih dari 6 jam, disusul 32% di kisaran 6 jam, dan 10% di kisaran 5 jam, dan hanya 7% yang bisa mempersingkat waktu pengisian di kisaran 1—3 jam saja.

“Pengguna utamanya puas karena bisa berhemat, mayoritas hanya mengeluarkan biaya pengisian bulanan di bawah Rp500.000. Tapi sekitar 42% menginginkan teknologi pengisian daya yang lebih cepat dengan durasi 1—2 jam saja,” ungkapnya.

Terakhir, Garda menjelaskan hingga 98% calon pembeli mobil listrik melakukan riset dengan menanyakan pengalaman riil pengguna sebelumnya, alias bukan hanya mengandalkan media sosial dan promosi pabrikan. Tepatnya hingga 67% dari rekomendasi teman, 24% dari komunitas, dan 9% dari keluarga.



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER