Thursday, November 6, 2025
Google search engine
HomeHiburanPemain Panggil Aku Ayah Ungkap Pengaruh Film Drama Keluarga di Kehidupan Nyata

Pemain Panggil Aku Ayah Ungkap Pengaruh Film Drama Keluarga di Kehidupan Nyata

TEMPO.CO, Jakarta – Para pemeran film drama keluarga Panggil Aku Ayah mengungkapkan pengaruh kehidupan mereka secara personal terhadap proses pendalaman karakter. Visinema Pictures menghadirkan film drama keluarga yang emosional namun tetap dibalut dengan komedi di beberapa adegan.

Pilihan Editor: Sinopsis Film Panggil Aku Ayah, Siap Tayang 7 Agustus 2025

Panggil Aku Ayah Lekat Jadi Ajang Diskusi di Keluarga Ringgo Agus Rahman

Ringgo Agus Rahman yang memerankan Mang Dedi mengatakan rasa harunya bisa terlibat dalam film garapan sutradara Benni Setiawan ini. Menurutnya, Panggil Aku Ayah bukan sekadar film keluarga biasa. “Sebagai seorang ayah, saya selalu menikmati terlibat dalam film keluarga. Film ini menyentuh tapi juga dibalut dengan komedi yang ringan dan menghibur,” ujarnya di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan pada Rabu, 30 Juli 2025. Ringgo senang filmnya bisa menjadi bahan diskusi di keluarga dan ia berharap begitu juga di keluarga lain di Indonesia.

Bagi Ringgo, Panggil Aku Ayah menjadi film kedua perannya sebagai ayah di bawah produksi Visinema Pictures. Namun ia sudah lama tak memerankan karakter yang menggunakan dialek Sunda, sehingga menjadi tantangan tersendiri. “Film pertama saya pakai dialek Sunda, akhirnya dapat lagi di sini,” ujarnya.

BACA JUGA:   Thailand Setuju Bagi-Bagi BLT, Popularitas PM Paetongtarn Shinawatra Melejit

Menurut dia, karakternya sebagai debt collector juga dekat dengan kehidupan nyata masyarakat Indonesia. “Cerita utang piutang ini banyak di dunia nyata sehingga berhubungan dengan penonton, dan bahwa debt collector juga manusia yang sedang bekerja. Jadi kalau dilihat dari sisi humanis itu menarik buat saya,” ujarnya.

Sebagai seorang ayah, kata Ringgo, saat adegan Intan menyuruh Mang Dedi salat hingga berdoa sebelum makan sangat menghubungkannya dengan aktivitas sehari-hari bersama anaknya. “Anak saya di sekolah Islam jadi beberapa surat mereka tahu sementara saya terbatas, tahu yang pendek saja,” katanya. Ia mengaku bergetar ketika putranya mengajak salat bersama atau berdoa sebelum makan. “Ternyata Intan bikin hidup Dedi lebih baik begitu pula anak-anak saya di kehidupan nyata,” tuturnya.

BACA JUGA:   Jay Idzes Percaya Timnas Indonesia Bisa Melangkah ke Piala Dunia

Perihal aktingnya di Panggil Aku Ayah, Ringgo menuturkan dirinya selalu berupaya mengimbangi lawan mainnya. “Kalau lawan mainnya diganti nanti bentuknya beda lagi itu. Makanya saya sering tanya personal kepada rekan saya di lokasi syuting, itu cuma buat menguji chemistry-nya,” ujarnya.

Obat Kangen dengan Kehadiran Orang Tua

Adapun Boris Bokir yang memerankan Tatang mengatakan karakter yang dimainkannya memiliki sifat baik dan tulus, namun keterbatasan akses pengetahuan acap kali membuat suasana makin terpuruk. Ia semula mengaku tak ingin bermain di film ini lantaran berkaitan dengan anak kecil. “Tapi setelah mengikuti bahwa ternyata keluarga itu tak hanya konvensional, dan tak ada hubungan darah juga bisa menjadi keluarga dengan prosesnya masing-masing,” tuturnya.

Tissa Biani, yang memerankan Intan dewasa, juga mengatakanbahwa film ini cocok bagi siapa pun yang merindukan sosok orang tua. “Saya pikir film ini cocok untuk ditonton oleh keluarga dan anak remaja yang ingin tontonan yang tidak hanya menghibur, tapi juga mengobati kangen dengan figur ayah,” katanya.

BACA JUGA:   Nino RAN Menikah dengan Dhabitannisa Auni: Kaget Sedikit Enggak?

Karakter Intan dengan kehidupan yang kelam sedari kecil, menyadarkan Tissa bahwa cobaan semacam itu membuat seseorang tumbuh menjadi sosok yang kuat. “Saya tahu apa yang Intan rasakan karena ceritanya sama dengan saya tumbuh menjadi gadis tanpa sosok ayah. Ada satu adegan saat Intan kangen sama orang tuanya dan saya merasakan kesedihan itu,” ujarnya.

Sita Nursanti yang memerankan karakter Rossa, ibu Intan, mengatakan posisi karakternya sangat tidak diuntungkan dengan akses yang terbatas untuk menggapai hidup layak. “Ditinggal suami yang meninggalkan utang, dikejar debt collector tapi tak punya kemampuan yang hakiki untuk melunasi hutang dan punya anak. Rossa perempuan yang tak punya banyak pilihan hidup,” ujarnya.

Menurut dia, di dunia nyata juga tak sedikit perempuan yang menjadi kepala rumah tangga. “Semoga saja film ini membuka mata dan hati kita untuk bisa memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi untuk kita,” tuturnya.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER