Thursday, March 13, 2025
Google search engine
HomeEkonomi BisnisPeluang Rebound Reksa Dana pada Pekan Terakhir 2024

Peluang Rebound Reksa Dana pada Pekan Terakhir 2024



Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja reksa dana diperkirakan bisa menguat terbatas dalam sepekan ke depan. Adapun, mayoritas reksa dana melemah selama perdagangan pekan lalu seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada dalam tren bearish.

Berdasarkan data Infovesta periode 13-20 Desember 2024, indeks reksa dana pasar uang mencetak kinerja paling gemilang dengan kenaikan 0,07% ke posisi 1.728,84. 

Selanjutnya indeks reksa dana saham turun sebesar -4,23% ke posisi 5.623,84. Pada saat yang sama, IHSG sebagai indeks acuannya melemah 4,65% dalam sepekan lalu ke posisi 6.983,87. 

Reksa dana campuran mencatatkan kinerja sebesar -2,16% ke posisi 6.756,29 dan reksa dana pendapatan tetap sebesar -0,21% ke posisi 4.737,93.

BACA JUGA:   Geger Reaksi Netizen Usai Gia Tinggalkan Jakarta Pertamina

Tim riset Infovesta menjelaskan performa reksa dana pada pekan lalu mengikuti gerak bearish IHSG sebesar -4,65% ke level 6.983,87 dipicu oleh melemahnya saham big bank dan indeks sektoral. 

“Dari sisi saham, top laggards IHSG yakni BMRI turun 5,81%, TLKM turun 8,60% dan BBCA turun 3,98%,” tulis tim riset Infovesta dalam riset mingguan, dikutip Selasa (24/12/2024). 

Adapun investor asing terpantau melanjutkan aksi jual bersih atau net sell senilai Rp4,09 triliun dalam sepekan.

Tim riset Infovesta menjelaskan sejumlah sentimen di pasar modal pada pekan lalu berasal dari domestik, surplus neraca dagang Indonesia melonjak menjadi US$4,42 miliar, melampaui estimasi pasar sebesar US$2,21 miliar yang didorong oleh lonjakan ekspor.

BACA JUGA:   Ini Perbedaan 2 Kasus Dugaan Korupsi Jasindo yang Tengah Diusut KPK

Kemudian, pertumbuhan kredit tumbuh 10,79% YoY tetapi lebih rendah apabila dibandingkan pada bulan lalu sebesar 10,92% YoY. 

Selanjutnya dari China, Infovesta menjelaskan penjualan ritel naik 3% year on year (YoY) di bawah ekspektasi pasar sebesar 4,6% YoY yang disebabkan penjualan menurun tajam untuk produk olahraga dan hiburan, kebutuhan sehari-hari dan peralatan rumah tangga serta perlengkapan audio visual. Selain itu, penjualan terus turun untuk minuman, tembakau dan alkohol.

Kemudian dari AS, penjualan eceran meningkat 0,7% MoM di atas perkiraan pasar sebesar 0,5% MoM. Data terus menunjukkan belanja konsumen yang kuat selama musim belanja liburan, peningkatan terbesar yakni penjualan di dealer kendaraan bermotor dan suku cadang dan pengecer non toko.

BACA JUGA:   Jokowi Pastikan Stok Beras Aman Jelang Musim Kemarau Panjang

Sementara itu, yield SBN tenor 10 tahun dan US Treasury Yield 10 tahun bergerak bearish yakni masing-masing naik sebesar +2,20bps WoW ke level 7,06% dan +12,00bps WoW ke level 4,52%.

Adapun dalam sepekan ke depan, Tim riset Infovesta memprediksi tekanan terhadap pada pasar saham akan mereda secara lebih terbatas, dengan investor dapat melakukan aksi beli pada saham big-cap dengan valuasi undervalued

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER