Jakarta, CNN Indonesia —
Pejabat Amerika Serikat (AS) meyakini bahwa Israel telah mempersempit targetnya dalam rencana serangan balik terhadap Iran. Serangan itu dilaporkan bakal menargetkan fasilitas militer dan energi Iran.
Diberitakan Reuters, Minggu (13/10), pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu menjelaskan kedua fasilitas tersebut akan menjadi target utama jika Israel melakukan serangan balasan ke Iran.
Namun, menurut pejabat itu, Israel belum membuat keputusan final tentang bagaimana maupun kapan mereka melancarkan serangan. Israel juga diklaim tidak memberi indikasi akan menargetkan fasilitas nuklir Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat AS dan Israel juga menegaskan serangan balasan itu kemungkinan akan dilancarkan ketika masa liburan hari raya Yom Kippur yang dimulai sejak 11-12 Oktober 2024.
Rencana serangan balasan Israel itu muncul setelah Iran melancarkan serangan rudal pada 1 Oktober 2024. Kala itu, rudal diluncurkan sebagai balasan atas operasi militer Israel.
Israel kemudian berulang kali menegaskan bakal menyerang balik serangan Iran. Sementara itu, Iran juga tengah mengupayakan langkah diplomasi demi melindungi situs nuklir dan fasilitas minyak negara tersebut.
Awal bulan ini, Israel gencar melancarkan serangan rudal dan mendapat respons dari negara-negara di kawasan Timur Tengah. Iran berupaya mendesak Negeri Zionis itu agar mengurangi skala respons serangan.
Di sisi lain, dilansir dari CNN, AS telah berkonsultasi dengan Israel tentang bagaimana rencananya untuk menanggapi serangan Iran pada 1 Oktober lalu. Pejabat AS telah menjelaskan bahwa mereka tidak ingin Israel menargetkan situs nuklir atau ladang minyak Iran.
Sementara itu, sekutu Teluk AS termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Qatar juga telah menyatakan kekhawatiran pada AS tentang potensi serangan terhadap fasilitas minyak Iran.
Seorang diplomat Arab menyebut jika serangan dilancarkan ke kawasan tersebut sudah bisa dipastikan timbul dampak ekonomi dan lingkungan yang negatif bagi seluruh kawasan.
Namun, meski Israel tampak ‘dekat’ dengan AS, kemungkinan pengaruh AS terhadap Israel terus memudar selama setahun terakhir. Berkaca pada operasi di Gaza, Israel semakin mengabaikan seruan AS untuk lebih menahan diri di Lebanon, lokasi pengeboman dan serangan darat Israel akhir bulan lalu.
(frl/wiw)