Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin turun ke level terendah sejak November 2024 seiring meningkatnya ketegangan perang dagang yang menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi AS.
Faktor ini membayangi serangkaian langkah pro-kripto yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pekan lalu.
Berdasarkan data Coingecko, Selasa (11/3/2025), harga Bitcoin terpantau berada di level US$79.242,09 pada pukul 06.40 WIB, melemah 1,8% dibandingkan 24 jam terakhir. Dalam sepekan, Bitcoin telah melemah 8,1%.
Aset berisiko seperti mata uang kripto tengah menghadapi tekanan besar akibat kekhawatiran bahwa tarif baru Trump dan perombakan pejabat pemerintah akan mengguncang pertumbuhan ekonomi AS. Saham-saham AS jatuh, sementara investor beralih ke aset yang lebih aman seperti obligasi pemerintah AS.
“Euforia pasar akibat pengumuman cadangan strategis kripto dari Trump dengan cepat memudar, tergantikan oleh aksi jual besar-besaran yang dipicu oleh memburuknya kondisi makroekonomi,” tulis Direktur B2C2 Nikolay Karpenko seperti dilansir Reuters.
Sementara itu, token lain seperti Solana, Cardano, dan XRP, yang sempat disebut sebagai calon aset cadangan digital dalam kebijakan Trump tetapi tidak masuk dalam perintah eksekutifnya, mengalami penurunan lebih tajam.
XRP melemah 3,9%, sedangkan Cardano dan Solana masing-masing anjlok 5,3%. Saham terkait kripto juga terpuruk, dengan Coinbase Global Inc. turun 18%, penurunan terbesar sejak Juli 2022, sementara Michael Saylor’s Bitcoin Strategy Fund kehilangan 17%.
Dukungan Trump terhadap industri kripto, termasuk perintah untuk membentuk cadangan Bitcoin AS dan stok mata uang kripto lainnya, tidak banyak membantu mengangkat kepercayaan pasar.
Pemerintah AS berencana mengisi cadangan ini dengan aset digital yang telah disita dalam kasus hukum, tetapi absennya komitmen dana baru mengecewakan investor.
COO bursa kripto BTSE Jeff Mei mengatakan investor kecewa karena cadangan kripto strategis yang digagas Trump tidak memenuhi ekspektasi pasar.
“Sentimen negatif meningkat setelah terungkap bahwa cadangan kripto strategis hanya akan berisi aset yang telah dimiliki pemerintah, tanpa ada tambahan modal baru,” jelasnya.
Saat ini, pemerintah AS memiliki sekitar US$17 miliar dalam bentuk Bitcoin dan sekitar US$400 juta dalam bentuk aset digital lainnya, sebagian besar berasal dari penyitaan aset terkait kasus hukum.
Meskipun pengurangan pengawasan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) baru-baru ini dianggap sebagai katalis positif bagi pasar kripto, beberapa faktor lain justru menimbulkan ketidakpastian.
Sementara itu, Co-founder BlockTower Capital Ari Paul mengatakan kebijakan pemerintahan Trump yang tampak sewenang-wenang dalam pemilihan aset untuk cadangan strategis—terutama setelah peluncuran koin Trump dan Melania—telah menciptakan ketidakpercayaan di kalangan investor.
“Hal ini semakin memperkuat persepsi bahwa pemerintah terlibat dalam praktik lobi untuk aset tertentu, menjadikan pasar kripto lebih menyerupai kasino spekulatif jangka pendek,” ungkap Paul.
Sejak Februari, investor telah menarik dana sebesar US$4,4 miliar dari ETF Bitcoin AS, yang sebelumnya memainkan peran penting dalam reli Bitcoin tahun lalu.
Saat ini, Bitcoin telah turun sekitar 28% dari rekor tertingginya di US$109.241, sementara total kapitalisasi pasar kripto telah kehilangan lebih dari US$1 triliun dari puncaknya, menurut data CoinGecko.
“Bitcoin kemungkinan akan bergerak di kisaran US$70.000-US$80.000 dalam beberapa pekan ke depan. Hanya setelah perang tarif mereda dan The Fed kembali memangkas suku bunga, mata uang kripto utama dapat kembali mendekati rekor tertingginya,” pungkas Mei