MENTERI Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, mengatakan turut prihatin atas meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Udayana Timothy Anugerah Saputra. Timothy mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai dua Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unud setelah sebelumnya mengalami perundungan atau bullying.
Brian melanjutkan, Kementerian Pendidikan Tinggi telah menghubungi Rektor Unud guna meminta penjelasan ihwal dugaan kasus perundungan yang berujung maut itu. Kemendiktisaintek, kata dia, amat berduka cita terhadap kejadian ini, khususnya pada korban dan keluarga yang ditinggalkan.Â
“Kami meminta kampus untuk terus menerus berkomunikasi dengan keluarga korban, untuk sekiranya bertanya apa yang dibutuhkan agar membuat kondisi jadi lebih baik,” kata Brian usai mengikuti rapat terbatas di kediaman Presiden Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan pada Ahad, 19 Oktober 2025.Â
Dia mengingatkan, kampus adalah ruang yang semestinya aman dari tindak kekerasan maupun perundungan, sebagaimana eksplisit disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023.Â
Brian menuturkan, saat ini Rektor Unud telah membentuk tim khusus guna melakukan investigasi terkait dengan penyebab hingga dugaan kasus perundungan yang dialami Timothy. “Tim ini juga berfungsi melakukan pendampingan, baik untuk keluarga maupun pihak yang akan terhubung dengan kasus ini,” ujar Brian.Â
Tim tersebut, kata dia, juga akan berfungsi untuk memastikan implementasi Permendikbudristek 46/2023 berjalan dengan baik. Terutama untuk memastikan kampus menjadi ruang yang aman dari tindak kekerasan maupun perundungan. “Ini juga menjadi refleksi bagi kami di lingkungan pendidikan tinggi. Kami memastikan ini tidak boleh terjadi lagi,” kata peneliti bidang nanoteknologi Institut Teknologi Bandung itu.Â
Adapun, Timothy diduga bunuh diri karena sebelumnya menjadi korban perundungan oleh sesama mahasiswa Unud. Kasus perundungan mencuat seusai percakapan dalam tangkapan layar di grup Whatsapp milik teman kampus Timothy tersebar luas.Â
Pernyataan dalam tangkapan layar yang juga sudah dikonfirmasi oleh pihak kampus itu dinilai tidak pantas dan tidak berempati kepada Timothy. Beberapa penggalan percakapan di grup Whatsapp tersebut berbunyi “Nanggung banget kok bunuh diri dari lantai 2 yak”, yang kemudian ditanggapi oleh anggota lainnya dengan “Asli”.
Â
Saat ini, Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud 2025 juga telah memberhentikan empat pengurus Himapol yang diduga menjadi bagian dari perundung. Â
Pemberhentian itu diumumkan melalui akun resmi Himapol FISIP Unud 2025 pada Jumat, 17 Oktober 2025. Berdasarkan surat pemberhentian tersebut, nama-nama pengurus Himapol yang dipecat akibat melakukan bullying adalah Vito Simanungkalit sebagai Wakil Kepala Departemen Eksternal Himapol FISIP Unud Kabinet Cakra. Â
Kemudian Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan; Maria Victoria Viyata Mayos, Kepala Departemen Eksternal; dan Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana, Wakil Ketua Departemen Minat dan Bakat.Â
Lalu, dua anggota BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan Unud juga turut dipecat karena diduga turut merundung. Kedua mahasiswa tersebut adalah Jonathan Handika Putra, Wakil Ketua BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan; dan Putu Ryan Abel Perdana Tirta sebagai Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FISIP Unud. Â
Beberapa dari nama-nama terduga perundung itu diketahui telah memberikan permintaan maaf dan menyatakan penyesalan mereka melalui akun Instagram masing-masing. Â
Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) Unud masih menyelidiki kasus ini guna menentukan sanksi kepada yang bersangkutan.
Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini