SALAH satu keseruan dalam Pestapora 2025 di hari pertama yakni munculnya para penampil yang saling tukar lagu. Para musisi yang membawakan musisi lainnya ini tersebar di Pestapora Stage, Sat Set Stage, Boss Stage, Hingar Bingar Stage, dan Riang Gembira Stage. Di Boss Stage, Hindia membawakan lagu Bernadya, begitu pula sebaliknya.
Hindia tampil di panggung dengan dekorasi musim gugur, dedaunan tersebar di sana-sini serta kursi berukuran panjang untuk vokalis Baskara Putra dan backing vokal Madukina. Sementara anggota band lain yang memainkan alat musik pun mengisi sisi panggung yang kosong.
Galau Tetap Terasa
Hindia menyanyikan “Berlari” dari album Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan milik Bernadya untuk menyapa penonton. Terlihat penonton pun menyanyikan lagu itu mengikuti intonasi suara Baskara. Aransemen dari Hindia membuat lagu sedikit bersemangat meski nuansa galaunya tetap terasa.
Kemudian riuh suara dari penonton pun mengitari Boss Stage, ketika keyboardist Hindia, Chika Olivia, melantunkan “Satu Bulan” sembari jari-jemarinya menari di atas tuts. Baskara dan Madukina menimpali pada bagian reff.
Hindia menyuarakan 17+8 tuntutan rakyat di panggung Pestapora 2025 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, 5 September 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Chika melanjutkan menyanyikan lagu “Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” dengan nuansa galau ala Bernadya. Di tengah lagu, Baskara dan Madukina lagi-lagi melengkapi vokal di atas panggung.
Ucapan Terima Kasih kepada Mereka yang Telah Berjuang
Setelahnya, Baskara menyampaikan rasa terima kasih kepada para penonton dan warga Indonesia yang beberapa hari terakhir telah menyuarakan aspirasi di jalanan untuk menuntut kebijakan pemerintah. “Ternyata mereka kalau ramai-ramai ditekan bisa juga, bisa minta maaf. Terima kasih kepada teman-teman yang menggunakan hak istimewanya untuk berjuang selama seminggu ini,” katanya di atas panggung, Jakarta pada Jumat, 5 September 2025.
Aksi panggung Hindia membawakan Bernadya ditutup dengan “Lama-Lama” dengan nuansa yang lebih bersemangat. Baskara berdiri menyanyikan lagu itu sementara penonton tampak kegirangan dan sesekali melompat kecil.
Hindia menyuarakan 17+8 tuntutan rakyat di panggung Pestapora 2025 di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, 5 September 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Bernadya Keluar Zona Nyaman
Sekitar 50 menit kemudian, Bernadya melangkah ke panggung yang sama. Di balik tirai putih yang hanya menampakkan bayangannya, ia melantunkan lagu “Membasuh” dari Hindia. Aksi panggungnya pun dilanjutkan dengan membawakan tembang “Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah”. Pada dua lagu saja, penonton tampak senang menyaksikan Bernadya membawakan lagu yang sedikit kencang serta outfit bernuansa rock.
Kemudian, Bernadya membawakan lagu “Besok Mungkin Kita Sampai” dari album Menari Dengan Bayangan yang dirilis Hindia pada 2019. Aksi panggungnya pun berlanjut saat dirinya melantunkan “Rumah ke Rumah”. Setelahnya ia memperkenalkan anggota bandnya. “Bukan cuman saya yang kesusahan menyanyikan Hindia, tapi anggota band saya juga. Kami semua keluar dari zona nyaman,” katanya.
Bernadya melanjutkan menyanyikan “Matahari Tenggelam” dan “Kita ke Sana”. Tak berhenti memanjakan penonton, Bernadya melanjutkan lagu populer Hindia seperti “Evaluasi” dan “Cincin”. Penyanyi berusia 20 tahun itu menutup aksi panggungnya dengan lagu “Cincin”.

