Home Featured Lagu-lagu Indonesia Viral karena Tarian dan Identitas Daerah

Lagu-lagu Indonesia Viral karena Tarian dan Identitas Daerah

0
Lagu-lagu Indonesia Viral karena Tarian dan Identitas Daerah

SEJUMLAH lagu-lagu Indonesia viral melalui media sosial TikTok dan Reels Instagram. Lagu-lagu itu dipakai pengguna untuk menjadi latar suara yang mengiringi tarian atau gerakan koreografi.

Lagu dari Indonesia Timur seperti “Tabola Bale” oleh Silet Open Up misalnya telah digunakan oleh 1,6 juta pengguna Reels di Instagram. Sementara di Spotify, telah diputar sebanyak 150 juta kali. Lagu ini unik lantaran memadukan bahasa Minang dan Melayu berdialek Indonesia Timur.

Pilihan Editor: Apa Saja Lagu Indonesia yang Masuk Top 50 Spotify Global

Lagu Indonesia Makin Viral karena Tarian

Bukan cuma itu. Gerakan tarian memakai lagu ini, yang diciptakan OFC Genas menjadi dance pakem oleh pengguna TikTok di seluruh dunia. Di TikTok, video OFC Genas yang direkam berlatar pantai di Pulau Kei, Kabupaten Maluku Tenggara ini sudah ditonton 45 juta dan disukai 3,6 juta pengguna TikTok. 

Masih dari Indonesia Timur, lagu “Pica Pica” karya Juan Reza telah diputar sebanyak 106 juta kali di Spotify. Sementara pengguna Reels Instagram telah digunakan oleh 452 ribu pengguna. Gerakan tarian untuk lagu ini, para media sosial itu mengikuti gerakan Juan Reza di video klipnya. Mereka juga membuat varian tarian hingga sukses melambungkan lagu itu. 

Sementara untuk lagu yang koreografinya tak terlalu variatif, ada lagu “Stecu Stecu” karya Faris Adam, musisi dari Maluku. Menggabungkan bahasa Indonesia dengan dialek Indonesia Timur, Faris Adam sukses membuat lagunya viral di TikTok dan Instagram. Di spotify lagu “Stecu Stecu” telah diputar 121 juta kali. Lagu “Stecu Stecu” digunakan pengguna TikTok sebagai latar gerakan velocity yang mendunia. 

Senada dengan “Stecu Stecu” yang tak memiliki banyak gerakan tarian, ada pula lagu dari Salma Salsabil berjudul “Bunga Hati” yang telah digunakan 145 ribu kali di Reels Instagram. Selain digunakan untuk konten menari, “Bunga Hati” juga digunakan untuk konten berbagai aktivitas pengguna media sosial TikTok dan Instagram.

Begitu pula dengan lagu “Alamak” karya Rizky Febian dan Adrian Khalif yang digunakan sebanyak 228 ribu kali di Reels Instagram dengan jumlah pendengar sebanyak 15 juta kali di Spotify. Lagu ini sedang viral, bukan saja karena menjadi pengiring tarian, tapi pengguna media sosial juga kerap menggunakannya untuk konten pacaran.

Grup dance, OFC Genas menciptakan tarian dengan latar lagu “Tabola Bale” sudah ditonton 45 juta kali di TikTok. Foto: TikTok OFC.Genas.

Adrian Khalif menuturkan lagu itu dirilis pada 3 Oktober lalu, namun sebelum perilisannya pengguna media sosial sudah bisa menggunakannya untuk berbagai konten. Adrian bersyuur lantaran sebelyum dirilis, ia membawakan lagu itu saat tampil di Palembang bersama Rizky. “Tiba-tiba Mahalini juga nyanyi pakai lagu ‘Alamak’ dan orang pada cari video kami yang manggung di Palembang. Dari situ orang-orang pada mengubah format file video yang manggung di Palembang itu untuk konten,” katanya di Plaza Senayan Jakarta, Senin, 13 Oktober 2025.

Pergeseran Struktur Konsumsi Musik

Fenomena lagu-lagu viral seperti “Tabola Bale”, “Stecu Stecu”, “Garam dan Madu”, hingga “Alamak” merefleksikan pergeseran struktur konsumsi musik di Indonesia. “Jika dulu popularitas ditentukan oleh media arus utama atau label besar, kini penemuan musik banyak dimediasi algoritma TikTok dan Instagram, dengan daya dorong utama berupa short-form dance content,” kata pengamat musik Aldo Sianturi kepada Tempo.

Ia mengatakan secara dampak, viralitas punya posisi yang signifikan, sebab artis dari wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang terekspos kini bisa langsung masuk radar nasional, bahkan internasional. “Ini mendorong demokratisasi akses pasar musik yang lebih luas.”

Sementara dari sisi industri, kata dia, viralitas semacam ini menciptakan percepatan jalan, lagu bisa melesat dari lokal ke nasional hanya dalam hitungan minggu. Konsekuensinya, ekosistem musik Tanah Air dituntut lebih gesit. “Label, penerbitan, hingga promotor harus mampu mengkapitalisasi momentum viral dengan strategi monetisasi yang terukur, mulai dari distribusi digital, kolaborasi brand, sampai ekspansi live performance,” tutur Aldo.

Lagu-lagu yang viral dari Indonesia Timur misalnya, Aldo mengatakan punya potensi menjadi pusat pertumbuhan baru dalam industri musik nasional, begitu pula dengan lagu dari daerah lainnya. Bagi industri, kata dia, tantangannya adalah membangun long-term sustainability, bagaimana memastikan fenomena viral ini bisa dikonversi menjadi karier jangka panjang bagi artis dan membuka jalur distribusi budaya yang lebih beragam. “Ke depan, saya melihat tren ini bukan sekadar “viral moment”, tapi structural shift,” katanya.

Kualitas Lagu-Lagu Viral dan Identitas Daerah

Namun, jika bicara kualitas, Aldo mengatakan perlunya memisahkan nilai artistik dengan resonansi pasar. Sebab beberapa lagu yang punya komposisi sederhana justru erat hubungannya dengan relevansi budaya. “Mereka menyalakan identitas daerah, bahasa, dan gaya hidup yang otentik. Justru di sinilah nilai tambahnya, kualitas bukan hanya perkara komposisi teknis, tapi juga kapasitas lagu tersebut menjadi medium inklusi budaya dan energi kolektif,” tuturnya.

Jika tolok ukur kualitas merujuk pada pencapaian penghargaan nasional, lagu-lagu viral ini beberapanya masuk dalam nominasi pelbagai kategori di AMI Awards 2025. Sebut saja “Garam & Madu” milik Tenxi, Naykilla, dan Jemsii masuk dalam nominasi Duo/Gup/Kolaborasi Rap/Hiphop Terbaik dan Karya Produksi Kolaborasi Terbaik. Bahkan berkat lagu ini, ketiga musisi ini masuk dalam nominasi Karya Produksi Terbaik Terbaik.

Begitu pula dengan lagu “Tabola Bale”, “Stecu Stecu”, dan “Pica Pica”yang bersaing di kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik. Sementara Faris Adam lewat “Stecu Stecu” mampu mengantarkannya menjadi nominasi Pendatang Baru Terbaik Terbaik, bersaing dengan Fajar Noor, Prince Poetiray, Vanessa Zee, Wijaya 80, dan Zainul Basyar.

Source link

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here