Bisnis.com, JAKARTA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat yang digelar para pemimpin Arab-Islam di Doha pada Senin diharapkan dapat menggalang dukungan bagi Qatar pasca serangan Israel yang menargetkan kelompok militan Palestina, Hamas, pekan lalu.
Dilansir dari Reuters, Rancangan resolusi yang akan dibahas oleh para kepala negara mengecam serangan Israel sebagai eskalasi yang mengganggu stabilitas dan menyatakan negara-negara tersebut menentang “rencana Israel untuk memaksakan realitas baru di kawasan.”
Draf tersebut, yang dilihat oleh Reuters, tidak menyebutkan langkah-langkah diplomatik atau ekonomi terhadap Israel. Resolusi tersebut mungkin akan berubah sebelum para pemimpin bertemu di Doha pada Senin (15/9/2025).
Serangan Israel ke Qatar, yang menurut Hamas menewaskan lima anggotanya tetapi tidak termasuk kepemimpinannya, telah mendorong negara-negara Arab Teluk yang bersekutu dengan AS untuk bersatu. Hal itu menambah ketegangan dalam hubungan antara Uni Emirat Arab dan Israel, yang menormalisasi hubungan pada 2020.
KTT darurat, yang mempertemukan anggota Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam, dimulai dengan pertemuan menteri luar negeri pada Minggu untuk merumuskan rancangan resolusi.
Pertemuan ini merupakan pesan bahwa “Qatar tidak sendirian … dan bahwa negara-negara Arab dan Islam berdiri di sampingnya,” kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit kepada surat kabar Asharq al-Awsat.
Netanyahu Terus Tekan Qatar
Menanggapi kecaman internasional terhadap serangan 9 September, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus menekan Qatar terkait kehadiran pemimpin Hamas di wilayahnya.
“Kami memperingatkan Doha untuk mengusir pejabat Hamas dan menyerahkan mereka ke pengadilan, karena jika tidak, kami yang akan melakukannya,” ujar Netanyahu.
Qatar, mediator kunci dalam upaya mengakhiri perang Gaza yang hampir dua tahun, menuduh Israel menggagalkan peluang perdamaian dan Netanyahu mempraktikkan “terorisme negara”. Seorang anggota pasukan keamanan dalam negeri Qatar termasuk di antara korban tewas.
Presiden AS Donald Trump telah menyatakan ketidakpuasan atas serangan Israel, mengatakan serangan itu tidak mendukung tujuan Israel atau AS, dan menyebut Qatar sebagai sekutu dekat yang bekerja keras untuk memediasi perdamaian.
Dia juga mengatakan menghilangkan Hamas adalah “tujuan yang layak”. Setelah serangan, dia mengatakan kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani bahwa “hal seperti itu tidak akan terjadi lagi di wilayah mereka”.
Netanyahu mengatakan pada Sabtu bahwa menghilangkan pemimpin Hamas yang tinggal di Qatar akan menghilangkan hambatan utama untuk membebaskan sandera yang masih ditahan oleh kelompok tersebut di Gaza dan mengakhiri perang Israel vs Palestina.

