Monday, March 3, 2025
Google search engine
HomeInternasionalKorut Dituduh Dalangi Pencurian Kripto Rp15 T, Terbesar dalam Sejarah

Korut Dituduh Dalangi Pencurian Kripto Rp15 T, Terbesar dalam Sejarah




Jakarta, CNN Indonesia

Badan Investigasi Amerika Serikat (Federal Bureau of Investigation/FBI) menuding Korea Utara berada di balik pencurian aset digital senilai hingga US$1,5 miliar atau sekitar Rp15 triliun.

FBI menuduh kelompok TraderTraitor atau dikenal sebagai Lazarus Group berada di balik pencurian itu. Grup itu diduga dijalankan pemerintah Korea Utara.

“[Korea Utara] bertanggung jawab atas pencurian aset virtual sekitar US$1,5 miliar dari bursa mata uang kripto, Bybit,” demikian rilis FBI pada Rabu (26/2), dikutip AFP.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA:   Israel Klaim Tangkap Komandan Hizbullah dalam Penggerebekan di Lebanon

Mereka juga mengatakan Lazarus Group mengonversi aset curian menjadi Bitcoin.





“Dan aset virtual lain yang tersebar di ribuan alamat pada sejumlah blockchain,” ungkap FBI.

FBI menduga aset-aset tersebut akan dicuci lebih lanjut lalu dikonversi menjadi mata uang fiat.

Bursa mata uang kripto yang berbasis di Uni Emirat Arab, Bybit, sebelumnya mengaku dirampok senilai 400.000 mata uang kripto Ethereum.

Bybit menyebut penyerang memanfaatkan keamanan selama transaksi sehingga memungkinkan mentransfer aset ke alamat yang tak diketahui.

Aksi pencurian Lazarus Group bukan kali pertama. Pada Desember, AS dan Jepang menyalahkan pencurian mata uang kripto senilai lebih dari US$300 juta dari bursa DMM Bitcoin oleh kelompok itu.

BACA JUGA:   PM Slovakia Kritis Usai Ditembak sampai PM Modi Terus Hina Muslim

Lalu pada 2022, Lazarus Group juga berada di balik pencurian Ethereum dan USD Coin senilai US$620 juta dari Ronin Network.

Program perang siber Korut dimulai sejak 1990-an. Negara ini bahkan mendapat julukan “pencuri siber paling produktif di dunia” dari firma keamanan siber.

Laporan militer AS pada 2020 melaporkan program Pyongyang berkembang menjadi unit perang siber yang punya 6.000 petugas atau dikenal Biro 121. Mereka beroperasi dari beberapa negara.

Tahun lalu, Korut diperkirakan mencuri lebih dari US$3 miliar dalam bentuk mata uang kripto sejak 2017.

(isa/dna)


BACA JUGA:   VIDEO: Trump Beber Alasan Warga Palestina Tak Bisa Kembali ke Gaza





Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER