Jakarta, CNN Indonesia —
Israel mempunyai pasukan militer dari warga negara asing keturunan Yahudi di seluruh dunia yang disebut sebagai tentara tunggal.
Seorang tentara tunggal adalah prajurit Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang tidak memiliki keluarga di Israel yang mendukungnya, seorang imigran baru, sukarelawan dari luar negeri, yatim piatu, atau seseorang dari keluarga yang berantakan.
Terdapat lebih dari 7.000 tentara tunggal yang saat ini bertugas di IDF.
Sebanyak 45 persen dari tentara tersebut adalah imigran baru yang berasal dari komunitas Yahudi di seluruh dunia, sedangkan 50 persen lainnya adalah warga Israel yatim piatu atau berekonomi rendah, dikutip dari Lone Soldier Center.
Salah satu cara yang bisa digunakan oleh tentara tunggal untuk menjadi pasukan IDF adalah bergabung dalam Mahal.
Mahal merupakan program bagi warga negara non-Israel untuk bertugas di militer Israel. Mahal berasal dari singkatan “Relawan Dari Luar Negeri” dan pertama kali digunakan pada Perang Kemerdekaan Israel 1948.
Penggunaan tentara Mahal dimulai ketika Israel kekurangan pasukan berpengalaman, sehingga dideklarasikan perjuangan dengan merekrut orang luar negeri.
Mahal memiliki program khusus untuk peserta non-religius dan beragama dengan masa kerja minimal 18 bulan, dilansir dari Jewish Journal.
Para pasukan Mahal juga banyak dikerahkan untuk bertempur dalam Perang Dunia II.
Israel meminta bantuan veteran perang dunia untuk membentuk populasi Mahal dan membantu perang kemerdekaan.
Pasukan militer Mahal bertugas di semua cabang angkatan bersenjata, termasuk angkatan darat, laut, dan udara.
Orang-orang Yahudi dari diaspora terus bergabung menjadi tentara IDF dengan rentang usia 18-23 tahun.
Sebanyak 150-200 tentara per tahun bergabung untuk menjadi sukarelawan demi melindungi tanah air mereka.
Hingga kini, pasukan Mahal masih berperan penting dalam perjuangan IDF membela Israel.
(cpa/bac)