Bisnis.com, JAKARTA — Manajer investasi disebut menghadapi tantangan baru usai investor ritel kian mendominasi industri reksa dana Indonesia yang tumbuh pesat dalam 10 tahun terakhir.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan jumlah investor reksa dana di Indonesia diprediksi terus bertambah. Investasi ritel mendominasi total 16 juta orang investor dengan akumulasi yang signifikan.
“Pertumbuhan dana kelolaan setahun terakhir mencapai Rp50 triliun, dan sebagian besar justru dari ritel yang masuk ke fixed income market,” kata Wawan dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).
Infovesta mencatat dalam tiga bulan terakhir pembelian produk lewat bank oleh investor ritel bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah per bulan.
Menurutnya, jika tren ini bertahan, akhir tahun dana kelolaan (assets under management/AUM) industri berpeluang mencapai Rp600 triliun.
Dia menuturkan rekor tertinggi AUM sebesar Rp580 triliun terjadi pada 2021 yakni sebelum adanya aturan pelarangan penempatan dana asuransi di produk tertentu. Saat itu, investor institusi (khususnya perusahaan asuransi) menjadi motor utama pertumbuhan.
Akan tetapi, lanjutnya, yang mendorong pertumbuhan justru investor ritel. Terlebih dengan meningkatnya literasi keuangan dan penetrasi digital, diversifikasi produk serta inovasi manajer investasi lain juga berpotensi memperkaya ekosistem.
Namun, investor ritel kini lebih selektif dan lebih sadar risiko, sehingga cenderung memilih pengelola yang punya rekam jejak panjang dan tepercaya.
“Sekarang manajer investasi punya tantangan ganda, yaitu kinerja harus kompetitif, tapi juga produk harus mudah dijangkau investor. Distribusi jadi faktor yang sangat menentukan,” katanya.
Wawan menjelaskan industri reksa dana Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir. Lebih dari 85 manajer investasi telah hadir di pasar per Agustus 2025
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di segmen reksa dana saham (termasuk saham offshore), lima besar manajer investasi tercatat mengelola 42% dari total dana kelolaan. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menjadi pemimpin dengan market share di atas 10% atau sekitar Rp8,3 triliun.
Disusul oleh BNP Paribas Asset Management (Rp7,8 triliun), Schroders Investment Management Indonesia (Rp6,2 triliun), Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Rp6 triliun), dan Ashmore Asset Management Indonesia (Rp5,9 triliun).
Pada instrumen reksa dana pendapatan tetap, lima manajer investasi juga memegang peran besar dengan mengelola hampir separuh dari total dana industri (48%).
MAMI kembali menduduki posisi teratas dengan AUM Rp22,3 triliun, disusul Sinarmas Asset Management, Trimegah Asset Management, Surya Timur Alam Raya Asset Management, dan Bahana TCW Investment Management.

