Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mencatat penurunan mingguan paling tajam dalam enam bulan terakhir, seiring dimulainya pembicaraan damai langsung antara Rusia dan Ukraina untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun.
Melansir Reuters, Sabtu (17/5/2025), harga emas di pasar spot terpantau melemah 1,68% ke level US$3.185,28 per troy ounce pada pukul 02.10 WIB. Adapun harga emas berjangka Comex AS melemah 1,2% ke US$3.181,90 per troy ounce.
Sepanjang pekan ini, harga emas telah turun hingga 4%.
Pertemuan di Turki menghasilkan kesepakatan pertukaran tahanan dan diskusi mengenai potensi gencatan senjata, meskipun belum ada perjanjian resmi terkait penghentian konflik.
Ketegangan global yang mulai mereda turut menekan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Kemajuan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China juga mendorong investor kembali ke aset berisiko, menciptakan tekanan tambahan bagi harga logam mulia.
“Pasar emas menunjukkan tanda-tanda kelelahan, terutama karena penurunan ketegangan tarif mengurangi ketidakpastian untuk sementara waktu,” ujar analis mata uang Oversea-Chinese Banking Corp Christopher Wong.
Sejak mencapai rekor tertingginya bulan lalu, harga emas telah merosot lebih dari US$300. Namun secara tahunan, harga masih naik lebih dari 20%, ditopang oleh lonjakan minat terhadap ETF berbasis emas, pembelian agresif oleh bank sentral global, serta permintaan spekulatif dari investor China.
Menurut Chief Investment Officer UBS Group AG Mark Haefele, volatilitas di pasar aset AS dan pergerakan dolar akan mendorong investor global untuk memperluas diversifikasi aset mereka.
Emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang penting,” jelasnya.