Tuesday, March 4, 2025
Google search engine
HomeEkonomi BisnisHarga BBN Bioetanol Juli 2024 Dikerek jadi Rp15.101 per Liter

Harga BBN Bioetanol Juli 2024 Dikerek jadi Rp15.101 per Liter



Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga indeks pasar (HIP) bahan bakar nabati (BBN) jenis bioetanol untuk perdagangan Juli 2024 naik menjadi Rp15.101 per liter.

Keputusan itu tertuang dalam Surat Direktur Jenderal EBTKE Nomor T-2222/EK.05/DJE.B/2024 yang ditandatangani pada 21 Juni 2024. 

“Ketetapan tersebut berlaku efektif per tanggal 1 Juli 2024,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi lewat siaran pers, Minggu (7/7/2024).

Agus menyebutkan, terjadi kenaikan HIP BBN bioetanol pada Juli sebanyak Rp479 per liter apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni sebesar Rp14.622 per liter pada Juni 2024.

BACA JUGA:   Australia vs Indonesia di Babak 16 Besar Piala Asia 2023

Adapun, perhitungan besaran harga HIP BBN bioetanol tersebut, jelas Agus, menggunakan formula yang telah ditetapkan, yaitu (Harga tetes tebu KPB Rata-rata 3 bulan x 4,125 kg/L) + 0,25 US$/L. Harga tetes tebu KPB Rata-rata 15 Januari sampai dengan 14 Juni 2024, yakni Rp2.682 per kilogram. 

Sedangkan konversi nilai kurs menggunakan rata-rata kurs tengah Bank Indonesia dengan periode 15 Mei – 14 Juni 2024 sebesar Rp16.159. 

“Sehingga ditetapkan Harga HIP BBN bioetanol Bulan Juli 2024 sebesar Rp15.101 per liter,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah tengah mengkaji kemungkinan pemberian subsidi anyar untuk produk bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bauran bioetanol. 

BACA JUGA:   Jeremy Renner Peringati 2 Tahun Lolos dari Maut, Ungkap Rasa Syukur dan Terima Kasih

Kajian itu sejalan dengan usulan PT Pertamina (Persero) pada tahun lalu untuk menghapus atau meniadakan produk BBM dengan oktan paling rendah RON 90 atau Pertalite dalam beberapa tahun ke depan. 

Pertamina mendorong pengembangan bensin bauran etanol 7% (E7) atau Pertamax Green 92 untuk menggantikan posisi Pertalite sebagai jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (JBKP). 

Artinya, anggaran kompensasi atau subsidi diusulkan untuk dialihkan pada Pertamax Green 92. 

“[Bioetanol] tetap subsidi lagi, kita hitung supaya nanti kita ini targetnya yang kita subsidi orang yang pantas disubsidi,” kata Luhut saat ditemui di Jakarta, Jumat (3/5/2024). 



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER