FILM fiksi ilmiah bertemakan petualangan keluarga Pelangi di Mars karya sutradara Upie Guava dijadwalkan tayang di bioskop pada 2026. Sementara ini, rumah produksi Mahakarya Pictures mengumumkan perilisan teaser trailer film yang menggabungkan live-action dengan animasi 3D itu.
Sutradara Upie Guava menambahkan bahwa proses kreatif film ini menantang namun membuka banyak kemungkinan baru. Ia menuturkan teknologi hybrid memberi ruang imajinasi yang lebih luas, namun tetap terhubung dengan humanisme karena berkisah tentang hubungan keluarga dan persahabatan.
“Intinya film ini menggunakan beragam aspek teknis film making. Di sini ada animasi hingga live action shoot, lalu ada motion picture juga yang pakai body actor,” katanya dalam konferensi pers di XXI Plaza Senayan pada Senin, 24 November 2025.
Pelangi di Mars Pakai Teknologi Extended Reality
Produser Dendi Reynando mengatakan saat mendengar ide Pelangi di Mars dari Upie Guava langsung tertarik, namun harus memikirkan pembuatannya dan keterbatasan yang ada di Indonesia. “Lalu Upie bilang ada teknologi baru bernama Extended Reality (XR) yang sudah dipakai di Hollywood dan seluruh dunia mencoba mengadaptasi ini dan juga yang kami lakukan di film ini,” katanya.
Dendi menuturkan, ia memang menyoroti elemen umum antara perbedaan animasi dan live action, namun film Pelangi di Mars gabungan keduanya. “Metode animasi kami berbeda dengan tradisonal animasi. Syukurnya film ini hampir rampung, tinggal 10 persen lagi,” katanya. Ia mengakui belum berpengalaman membuat film dengan proses yang menggabungkan animasi, XR, green screen, dan live actionnya dalam satu adegan.
Sebab itu, kata Dendi, menggabungkan berbagai metode produksi berbeda-beda itu sulit dan penuh tantangan untuk menghadirkan cerita yang ingin disampaikan. “Makanya patokannya film ini untuk anak kecil dan keluarga, dan itu yang ingin kami sampaikan. Bagi kami ini lebih dari sekadar film dan inginnya menjadi alternatif idola anak-anak Indonesia,” tuturnya.
Para pemain utama dalam film ini meliputi Messi Gusti, Myesha Lin Adeeva, Lutesha, Livy Renata, serta Rio Dewanto. Mereka berperan dalam dunia yang diciptakan melalui integrasi teknologi hybrid, memungkinkan interaksi antara aktor live-action dan karakter robot animasi
Teaser Trailer Pelangi di Mars
Film ini berkisah tentang perjalanan Pelangi, manusia pertama yang lahir di Mars dan tumbuh bersama robot-robot cerdas lalu memulai misi penting menemukan mineral ajaib untuk menyelamatkan bumi. Perpaduan drama keluarga, petualangan, sains, dan visual menjadi inti pengalaman sinematik yang ditawarkan.
Teaser trailer Pelangi di Mars menampilkan atmosfer planet Mars, robot-robot pendamping Pelangi, serta dinamika karakter yang menjadi jantung cerita. Di awali dengan lanskap bebatuan berwarna oranye serta monolog ibu Pelangi, Pratiwi, yang menyambut kehadiran anaknya di Mars.
Lalu muncul sekelompok karakter robot saat Pelangi mulai tumbuh, berpetualang dengan para robot. Satu persatu karakter robot ditampilkan berbarengan dengan dinamika konflik yang disajikan dalam film.
Pelangi di Mars berlatar tahun 2090, ketika persediaan air di Bumi sudah sangat terbatas sehingga satu-satunya persediaan air bersih dimonopoli oleh perusahaan bernama Nerotex. Pelangi, diperankan oleh Messi Gusti, seorang gadis 12 tahun yang menjadi manusia pertama yang lahir dan tumbuh di Mars.
Pelangi hidup seorang diri di planet Mars yang sepi setelah ditinggal oleh ibunya, Pratiwi, yang diperankan oleh Lutesha. Sementara Rio Dewanto memerankan karakter Banyu, pasangan Pratiwi.

