Monday, August 11, 2025
Google search engine
HomeEkonomi BisnisFilm Tulang Belulang Tulang, Angkat Tradisi Mangokal Holi di Batak Toba

Film Tulang Belulang Tulang, Angkat Tradisi Mangokal Holi di Batak Toba


Bisnis.com, JAKARTA – Film Tulang Belulang Tulang segera hadir di bioskop pada 26 September 2024. Film ini menceritakan tradisi dari budaya Batak Toba.

Tulang belulang, dalam bahasa Batak Toba disebut mangokal holi. Ini adalah tradisi untuk membongkar kembali makam atau kuburan, mengumpulkan tulang belulang. Kemudian dikumpulkan dalam satu tugu besar, bersama generasi terdahulu yang telah meninggal dunia.

Atiqah Hasiholan yang berperan sebagai Mami Laterina, memiliki 2 orang anak. Dia mengungkapkan bahwa film ini menceritakan tentang drama keluarga tentang upacara adat.

“Upacara adat mangokal holi (menggali tulang belulang) adalah upacara tertinggi, untuk menyatukan tulang belulang dari pomparan. Ini adalah upacara tertinggi,” ungkapnya, Selasa (11/9/2024).

BACA JUGA:   Heboh RI Barter Keanggotaan OECD dengan Normalisasi Hubungan Israel

Dalam film Tulang Belulang Tulang, Atika berperan sebagai keluarga Batak dari Bandung yang membawa tulang belulang ke daerah Toba. Namun, saat diperjalanan tulang belulang tersebut hilang.

Pengalaman Atiqa Hasiholan saat berperan sebagai Mami Laterina memberikan pengalaman baru baginya. Sebab, dia tinggal sekitar 2-3 minggu di sekitar Danau Toba. Dalam film Tulang Belulang Tulang, Natasha Siahaan, dan Cornel Nadeak menjadi anak Mami Laterina.


emain Film Tulang Belulang Tulang, Atiqah Hasiholan, Natasha Siahaan, dan Cornel Nadeak


Film ini juga akan memanjakan mata penonton, sebab akan memberikan pemandangan road trip di sekitar Danau Toba, dengan paduan alunan musik, serta drama keluarga yang kocak dan haru. Skenario film ini terpilih dalam program Indonesiana dalam Kemendikbudristek.

BACA JUGA:   Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Selasa (5/3/2024)

Upacara adat mangongkal holi biasanya akan dilangsungkan oleh beberapa keluarga dalam satu pomparan (perkumpulan para keturunan suatu leluhur). Dalam tradisi adat ini, ada beberapa makam dari anggota keluarga dibongkar agar tulang belulangnya disatukan dalam satu bangunan tugu.

Sebelum makam dibongkar pada saat mangongkal holi, semua pihak yang terlibat akan mengadakan doa bersama sesuai tradisi keagamaan masing-masing.

Ketika tulang belulang yang masih utuh sudah dikumpulkan, maka para anggota keluarga akan membersihkannya dengan jeruk nipis, kemudian menata tulang belulang yang sudah dibersihkan ke dalam peti baru. Satu peti untuk kumpulan tulang belulang dari satu orang.

Bangunan tugu (simin) biasanya memiliki beberapa tingkatan, tergantung jumlah generasi (sundut) dari leluhur pemilik tugu tersebut. Tulang belulang dari anggota keluarga yang merupakan generasi paling muda, akan diletakkan di tempat yang paling dasar. Sementara, generasi paling awal akan diletakkan di tempat yang lebih tinggi.

BACA JUGA:   Anies Usai Debat: Bandingkan Yang Ingin Negeri Hukum vs Kekuasaan

Dalam setiap lantai bangunan tugu, terdapat beberapa ruangan yang peruntukannya dibagi oleh masing-masing keluarga yang berasal dari satu leluhur tersebut.



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER