PARTAI Amanat Nasional atau PAN mengklaim kader PAN yang duduk di Kabinet Merah Putih sudah bekerja dengan baik. “Alhamdulillah sampai saat ini menteri-menteri yang merupakan perwakilan dari PAN bekerja dengan sungguh-sungguh, bekerja dengan baik dan itu juga terlihat dari hasilnya,” kata Wakil Ketua Umum PAN Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno di Gedung MPR/DPR, kawasan Senayan, Jakarta, pada Senin, 20 Oktober 2025.
Eddy merespons ancaman perombakan atau reshuffle kabinet yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto. Presiden pada Sabtu, 18 Oktober 2025, mewanti-wanti menteri dan jajaran kabinetnya untuk tidak nakal.
Eddy menuturkan, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang juga menjabat Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan menjadi salah satu menteri yang paling banyak menerima instruksi presiden (inpres) maupun keputusan presiden (keppres). Inpres maupun keppres itu, menurut Eddy, untuk menyelesaikan berbagai persoalan mulai dari permasalahan sampah, permasalahan ekonomi karbon, percepatan swasembada pada pangan dan energi, hingga persoalan makan bergizi gratis (MBG). “Menko Pangan kami langkahnya begitu cepat diikuti juga oleh teman-teman menteri dari PAN juga,” kata Eddy.
Meski begitu, Eddy menegaskan reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Prabowo. Dia menilai, Prabowo yang paling memahami kebutuhan pemerintahannya. Eddy mengatakan, Prabowo lah yang mengetahui posisi apa dalam kabinetnya yang perlu diperkuat. “Sehingga saat reshuffle terjadi, hal tersebut untuk meningkatkan kinerja kabinet agar bisa menghasilkan pencapaian lebih tinggi,” ujar Eddy.
Selain Menko Pangan Zulkifli Hasan, beberapa kader PAN yang ada di Kabinet Merah Putih antara lain Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq; Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono; Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi; Menteri Perdagangan Budi Santoso; Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto; Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi; serta Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto.
Sebelumnya, Prabowo Subianto memperingatkan jajaran Kabinet Merah Putih untuk tidak nakal. Dia mengancam melakukan reshuffle bila bawahannya tidak menjalankan perintah. “Kalau ada satu-dua nakal saya peringati. Satu kali peringatan masih nakal, masih enggak mau dengar, dua kali peringatan. Tiga kali apa boleh buat, reshuffle, harus diganti,” kata Prabowo saat pengukuhan mahasiswa baru serta wisuda sarjana Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Convention Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 18 Oktober 2025 dipantau via YouTube UKRI TV.
Kepala Negara mengatakan berani melakukan reshuffle demi bangsa dan rakyat. “Tidak boleh ada rasa kasihan kepada menteri karena rakyat yang menderita. Demi negara bangsa dan rakyat tidak boleh ada rasa kasihan, yang kasihan rakyat Indonesia,” kata dia.