Thursday, December 25, 2025
Google search engine
HomeHiburanClara Sumarwati, Perempuan Indonesia Pertama Pendaki Puncak Everest Meninggal

Clara Sumarwati, Perempuan Indonesia Pertama Pendaki Puncak Everest Meninggal

PEREMPUAN pendaki pertama Indonesia yang menjejakkan kaki di Puncak Everest, Clara Sumarwati, 60 tahun, tutup usia. Kakaknya, Rita Heru Setyatini menyebutkan, Clara meninggal pada Kamis, 2 Oktober 2025 pukul 16.10 WIB. “Gulanya naik, kolabs,” kata Rita melalui pesan singkat WhatsApp.

Penyusun buku Indonesia Menjejak Everest yang mengisahkan pendakian Clara di Himalaya, Furqon Ulya Himawan menjelaskan, ia terakhir berkomunikasi dengan Clara usai peluncuran buku itu pada 26 September 2019. Setelah itu, ia lebih banyak berkomunikasi melalui Rita. “Karena Mbak Clara sudah nggak bawa handphone,” kata Furqon saat dihubungi Tempo, Kamis, 2 Oktober 2025.

Clara Sumarwati Jalani Terapi Kesehatan

Ia mendapat kabar tak lama setelah komunikasinya secara langsung itu, Clara menjalani terapi kesehatan di Purworejo, Jawa Tengah. Terakhir, kadar gulanya naik karena Clara sempat mengonsumsi minuman bersoda, Rabu siang kemarin. Setelah minum, Clara lebih banyak tiduran.

BACA JUGA:   Kemenkes: Belum Ada Laporan Kasus Flu A dan HMPV di Indonesia

“Malam harinya (Rabu), rada tenang. (Clara) pengen tidur di kamar ibunya (sudah meninggal sekitar dua tahun lalu). Lalu diantarlah sama Mba Heru di kamar ibunya. Terus sore tadi (Kamis) meninggal,” papar Furqon. Jenazah Clara dimakamkan hari ini dengan upacara pemberkatan. 

Kepergian Clara genap melewati waktu 29 tahun lebih keberhasilannya menaklukkan puncak Gunung Everest, Pegunungan Himalaya di Nepal itu pada 26 September 1996. Saat itu, ia berangkat usai peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-50. Panitia 50 Tahun Indonesia Merdeka, Menteri Sekretaris Negara Moerdiono yang mensponsori keberangkatannya.

Perjalanan Clara Mencapai Puncak Everest

Ia mendaki lewat jalur selatan pada 1996. Jalur itu dipilihnya karena berkaca pada pengalaman pendakiannya di sana yang pertama pada 1994 yang gagal lewat jalur utara. Sebab saat itu badai menerjang.

BACA JUGA:   Hasil PON 2024: Diwarnai 2 Kartu Merah, Jatim Juara Usai Tekuk Jabar

Dikutip dari buku Indonesia Menjejak Everest, Clara masih muda saat itu, 29 tahun. Ia ditemani lima sherpa yang memandu hingga ke puncak, yaitu Kaji sebagai kepala sherpa, Gyalzen, Ang Gyalzen, Dawa Tshering, dan Chuwang Nima. Sayangnya, selama 10 menit berdiri di puncak, Clara tidak bisa mengabadikan momen itu karena dua kamera sakunya membeku. Suhu saat itu mencapai minus 40-60 derajat Celcius. Lantaran tak bisa menunjukkan foto saat di puncak, keberhasilannya itu sempat diragukan beberapa pihak. 

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER