Thursday, November 6, 2025
Google search engine
HomeHiburanCatatan Pestapora 2025: Dimulai Pagi hingga Puluhan Band Mundur

Catatan Pestapora 2025: Dimulai Pagi hingga Puluhan Band Mundur

PELAKSANAAN Pestapora 2025 dipenuhi dengan drama. Mulai dari persiapan hingga berlangsungnya salah satu festival musik terbesar di Tanah Air yang digelar di Gambir Expo & Hall 2 JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat sejak Jumat-Ahad, 5-7 September 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Logo

Boss Creator yang menjadi penyelenggara event tahunan ini terpaksa menggeser jam pelaksanaan acara. Pada tahun-tahun sebelumnya, Pestapora digelar pada pukul 14-22.00 WIB. Namun situasi politik di Tanah Air yang memanas belakangan ini memaksa Festival Director Pestapora Rizky Aulia Ucup atau yang akrab disapa Kiki Ucup memutar otak. Pestapora dimajukan enam jam sehingga dimulai pukul 8 pagi dan berakhir 8 malam.

Pelaksanaan Pestapora 2025 Digeser Lebih Pagi

Pergeseran waktu itu menimbang tempat pelaksanaan Pestapora yang hanya berjarak dari 6,2 kilometer dari markas Brimob di Kwitang, yang menjadi zona merah. Keamanan dan kenyamanan penonton menjadi pertimbangan utama agar Pestapora tetap bisa berlangsung dengan aman.“Yang tadinya Pestapora selalu dilaksanakan dari pukul 2 siang menuju 1 malam, kali ini kami akan memulai dari 8 pagi sampai pukul 8 malam. Harapannya ini bisa memberikan rasa aman dan nyaman untuk kalian tetap bisa hadir di Pestapora,” kata Kiki Ucup, tiga hari sebelum pelaksanaan digelar.

Kiki Ucup. Foto: Instagram.

Pergeseran ini sempat diprotes penonton yang kesulitan menyesuaikan waktu, mulai dari berangkat dari kediaman masing-masing, antrean menukar tiket, hingga membiasakan jam tidur. Di beberapa video reaksi yang diunggah di TikTok, para pembeli tiket mengungkapkan kekesalan kepada DPR, yang menjadi penyebab pergolakan di masyarakat.

“DPR sial*n, pespor pertama gue jadi start  jam 8 pagi, lebih pagi dari jam gue ngantor,” “Puncak komedi kasus DPR, alhasil Pestapora start dari jam 8 pagi sampe jam 8 malem udah kaya jadi penonton bayaran Inbox kita,” demikian suara-suara protes yang pada akhirnya mencoba mengerti. Disebut Inbox, lantaran ada program musik di SCTV yang digelar jam 8 pagi. 

BACA JUGA:   Pesan Makhachev untuk Warga Palestina: Jangan Lemah dan Bersedih

Pada hari pertama pelaksanaan yang digelar bertepatan dengan Maulid Nabi, antrean penukaran tiket sudah mengular sejak subuh. Di sekitar venue banyak dijual bubur ayam dan nasi uduk, santapan khas sarapan yang ampuh menghangatkan perut. 

Salat Jumat dengan Imam dan Khatib Rhoma Irama

Namun yang paling unik dari pelaksanaan Pestapora 2025 adalah, digelarnya salat Jumat di tempat acara. Penonton pria sudah ‘sangu’ sajadah, kopiah, dan sarung untuk salat Jumat yang digelar di lapangan serasa salat id. Pemandangan yang unik ketika saat datang, mereka berbusana ala kalcer, bercelana pendek dan sepatu lari sebelum siang. Saat datangnya waktu salat jumat, mereka bersalin baju.

Yang istimewa dalam salat, imam dan khatib adalah raja dangdut, Rhoma Irama, yang kebetulan tampil di hari pertama. Adapun muazinnya adalah Fauzan, vokalis Sisitipsi, yang juga tampil di hari pertama. “Bisa-bisanya di tahun 2025 ini, kayaknya cuma satu festival ini yang ngajakin penontonnya buat bangun pagi, sholat Jumat bareng, dan ini bertepatan dengan Maulid Nabi,” kata pemilik akun TikTok, @Naffa.Bisabisanya yang mengulas pelaksanaan salat Jumat di Pestapora. 

Rhoma Irama menjadi khatib dan imam salat Jumat dalam festival musik Pestapora di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, 5 September 2025. Foto: Instagram/@pestapora

Sayangnya, kegembiraan hari pertama itu langsung berubah bencara kala band-band yang tampil mendengar isu kerja sama Pestapora dengan PT Freeport Indonesia. Menjelang tengah malam, band-band mulai menyatakan sikap batal tampil di Pestapora. Ada puluhan band dan perseorangan yang menyatakan mundur, antara lain Sukatani, The Jeblogs, Banda Neira, Bilal Indrajaya, .Feast, Hindia, Navicula, Kelelawar Malam, dan The Panturas. Mereka mengutarakan kekecewaannya lantaran baru mengetahui kabar kerja sama itu saat hari pertama pelaksanaan. 

BACA JUGA:   Yoo Yeon Seok Gelar Fan Meeting di Jakarta, Ini Tiket yang Masih Tersedia

“Kami ingin sikap dan perbuatan kami sehari-hari sesuai dengan apa-apa yang kami lantangkan di panggung. Musik bagi kami itu seperti janji pada diri sendiri, agar apa yang kami lakukan sejalan dengan nurani, dan selalu memikirkan yang tersisih dan terpinggirkan,” tulis Banda Neira.

Hindia yang sudah tampil di hari pertama, memilih membatalkan penampilannya di hari kedua. Hanya hitungan jam setelah kita bisa punya harapan sedikit di tengah situasi yang memanas, kita kembali dibuat kecewa. Kami .Feast dan Hindia memutuskan untuk mundur dari Pestapora 2025,” ujarnya.

Adapun band punk asal Bali, Rebellion Rose mengatakan tetap akan naik ke atas panggung untuk menghormati pendengarnya yang telah datang dari berbagai daerah. Namun ketersediaan panggung dimanfaatkan mereka untuk berbincang mengenai kepedulian terhadap sekitar. “Kami akan mengembalikan 100 persen pembayaran dan transport tanpa potongan apapun. Kemudian kami akan turun panggung dan bernyanyi dengan gitar unplugged seadanya dengan siapa saja yang hadir di arena kami,” katanya.

Tempo sudah berupaya menghubungi VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati pada Sabtu, 6 September 2025, namun Freeport enggan memberikan pernyataan.

Hindia menyuarakan 17+8 Tuntutan Rakyat di festival musik Pestapora 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, 5 September 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Kiki Ucup sendiri langsung menyatakan minta maaf dan menarik nama Freeport dari daftar sponsorship.“Kami memastikan tak ada sepeser pun aliran dana yang kami terima dari PT Freeport Indonesia,” katanya melalui Instagram @pestapora pada Sabtu, 6 September 2025.

BACA JUGA:   Bamsoet Ajak Tinggalkan Politik Transaksional

Ia tampak terpukul mengetahui banyak band yang mundur. Saat pelaksanaan hari kedua, Kiki Ucup kembali mengungkapkan permintaan maafnya. “Dari saya mewakili Pestapora untuk apa yang terjadi di hari ini dan kemarin. Kami sangat mengakui kesalahan dan kelalaian kami dalam kerja sama dengan PT Freeport Indonesia. Tapi langkah cepat kami lakukan kami langsung memutus kontrak PT Freeport Indonesia dengan Pestapora,” katanya. 

Mereka yang Memilih Tetap Tampil

Namun, tak semua memilih membatalkan tampil. Barasuara, yang dikenal gigih memperjuangkan keresahan, memilih tetap tampil untuk menghormati penonton yang sudah membeli tiket. “Seluruh hasil yang kami terima dari Pestapora akan kami donasikan ke Music Declares Emergency, sebagai bentuk komitmen kami dalam mendukung gerakan pelestarian lingkungan,” tulis Barasuara di Instagram. Cara yang sama ditempuh Kunto Aji yang memilih menyumbangkan honor mereka untuk mengkampanyekan isu krisis iklim. 

Penyanyi, Nadin Amizah yang tampil di hari kedua juga memutuskan hadir, sempat mengaku dilematis. Ia berpikir, saat memutuskan tidak tampil, ia harus konsisten di festival lain. Nadin kemudian menyemangati agar para penyelenggara festival mulai membuat acara tanpa keterlibatan sponsor raksasa.

“Bagaimana kalau kita kembalikan ruang-ruang kecil yang kita punya sebagai pelaku musik, saat kita tidak membutuhkan brand-brand raksasa. Kalau memang harganya adalah acara menjadi lebih kecil, bagaimana kalau kita sebagai manusia membutuhkan ruang yang kecil, yang lebih terkoneksi dengan musik tanpa ada bisnis yang terlalu raksasa,” ucapnya. 

BAGUS PRIBADI, GEOFANNY ELIZABETH, EKA YUDHA SAPUTRA berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Puluhan Band Mundur dari Pestapora 2025, Kiki Ucup Minta Maaf

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER