AKTRIS Korea Selatan Son Ye Jin secara terbuka berbicara tentang perjalanan kariernya yang telah menginjak 26 tahun. Dalam sesi Actors House di Busan International Film Festival (BIFF) ke-30, ia menyebut pernah dilanda kecemasan, ketidakpastian, hingga burnout setelah menikah dan menjadi seorang ibu.
Acara Actors House digelar di Sohyang Theater, Busan, Korea Selatan pada Kamis, 18 September 2025. Program ini merupakan rangkaian BIFF yang menghadirkan aktor-aktor dengan karisma besar untuk berbagi kisah personal dan profesional.
Melansir dari Allkpop, Son Ye Jin hadir sebagai bintang tamu. Ia membuka sesi dengan refleksi, “Ini kesempatan yang langka. Seiring waktu, saya mendapat pengalaman dan dukungan dari orang-orang yang menyukai karya saya. Bisa berada di sini untuk berbagi cerita, saya merasa sangat beruntung sebagai seorang aktris.”
Kecemasan dan Ketidakpastian
Mengenang perjalanan menuju film terbaru No Other Choice, Son Ye Jin mengaku sempat merasakan kecemasan. “Setelah menikah dan punya anak, saya merasa cemas, bertanya-tanya apakah bisa kembali dengan karya luar biasa seperti sebelumnya,” ungkapnya.
Istri dari aktor Hyun Bin ini menambahkan, “Waktu sudah berubah, meskipun banyak aktor terus bekerja setelah menikah. Saya tak bisa begitu saja berasumsi semuanya sama. Ada ketidakpastian, apakah saya masih bisa memerankan kisah romantis, apakah orang masih akan mencariku?”
Meski begitu, ia menemukan inspirasi dari jejak para senior seperti Youn Yuh Jung, Kim Hie Ae, Jeon Do Yeon, dan Kim Hye Soo. “Saya menyadari akan ada jalur untuk saya juga, cara untuk menunjukkan akting di fase ini,” katanya.
Titik Balik Lewat No Other Choice
Son Ye Jin (kanan) dalam film No Other Choice. Foto: Instagram/@byunghun0712
Film No Other Choice karya Park Chan Wook dipilih sebagai film pembuka BIFF ke-30. Son Ye Jin berperan sebagai Mi Ri, seorang perempuan yang tetap tegar di tengah krisis dan menjadi jangkar keluarganya.
“Sebelumnya saya sering merasa terbebani. Namun kali ini, saya bisa lebih ringan dan bahagia di lokasi syuting. Kehadiran sutradara Park Chan Wook dan senior Lee Byung Hun membuat saya bisa menikmati prosesnya,” ujar Son Ye Jin.
Ia juga memuji lawan mainnya, Lee Byung Hun yang menurutnya berakting tanpa beban. “Itu yang ingin saya capai juga akting yang luwes, alami, dan penuh kebebasan,” ucapnya.
Refleksi Perjalanan Karier
Son Ye Jin juga menyinggung masa-masa merasa apatis dan tak ingin melakukan apa pun. “Melihat ke belakang, mungkin itu burnout. Untungnya saya bisa melewatinya, dan proyek baru sangat membantu,” kata ibu satu anak itu.
Ia mengingat film The Art of Seduction (2005) sebagai titik balik. “Karya itu membebaskan saya dari peran tragis. Melakukan komedi, meski penuh slapstick, memberi kebebasan baru. Saya merasa bahagia melihat penonton tertawa karena akting saya,” ungkapnya.
Pengakuan Son Ye Jin memberi gambaran manusiawi di balik layar glamor industri hiburan Korea. Perjalanan karier yang panjang tidak selalu mulus, bahkan bagi seorang aktris besar sekalipun. Namun, dengan kejujuran dan refleksi mendalam, Son Ye Jin membuktikan bahwa ia masih berkomitmen pada seni akting dan siap membuka babak baru dalam hidup profesional maupun personalnya.