Friday, March 14, 2025
Google search engine
HomeEkonomi BisnisBursa Asia Kompak Anjlok di Awal Perdagangan Gegara Tarif Trump

Bursa Asia Kompak Anjlok di Awal Perdagangan Gegara Tarif Trump



Bisnis.com, JAKARTA – Bursa di kawasan Asia kompak dibuka melemah pada Senin (3/2/2025) setelah Presiden AS Donald Trump memenuhi ancamannya untuk mengenakan tarif terhadap ekspor Kanada, Meksiko, dan China.

Mengutip Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau turun 1,96% ke level 2.734,08 sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah  2,58% ke level 2.452,31. Selanjutnya, indeks Straits Times STI Singapura juga terkoreksi 1,34% ke level 3.804,12.

Kemudian, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 1,78% pada 8.380,10, sedangkan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI turun 0,61% ke level 1.547,45. Sementara itu, nilai dolar AS dan harga minyak dunia terpantau menguat seiring dengan sentimen tarif Trump tersebut.

Meningkatnya ketegangan yang pesat memicu perpindahan investor ke aset-aset yang aman karena mereka bersiap menghadapi dampak langsung dari tindakan Donald Trump terhadap segala hal mulai dari inflasi hingga geopolitik dan pertumbuhan ekonomi. 

BACA JUGA:   Satori Sebut Semua Anggota Komisi XI DPR Dapat Dana CSR BI


Meskipun Trump sudah lama berjanji akan menerapkan tarif perdagangan yang besar untuk memerangi isu-isu seperti imigrasi ilegal dan obat-obatan terlarang, saham-saham global telah menguat sebagai antisipasi bahwa tarif akan ditunda atau dihindari ketika para pejabat berusaha untuk menegosiasikan kesepakatan. 

“Pasar perlu secara struktural dan signifikan menetapkan kembali premi risiko perang dagang dengan pengumuman pada akhir pekan kira-kira tiga kali lebih besar dari yang diperkirakan,” ujar kepala penelitian valas di Deutsche Bank, George Saravelos. 

Saravelos menyebut, guncangan perdagangan yang berkelanjutan akan memiliki dampak ekonomi yang lebih besar kepada Kanada dan Meksiko dibandingkan dengan dampak Brexit di Inggris. Dia pun  memperkirakan kedua negara akan memasuki resesi dalam beberapa minggu mendatang.

BACA JUGA:   Momo Nyanyikan Lagu Geisha, Roby Satria: Reuni Lebih Elegan Daripada Nostalgia Sendirian

Penguatan dolar AS memunculkan spekulasi bahwa tarif akan memicu tekanan inflasi dan mempertahankan tingkat suku bunga AS tetap tinggi. Hal tersebut sekaligus memberikan dampak yang lebih buruk terhadap perekonomian negara-negara asing dibandingkan AS.

Hal itu juga akan menambah daya tarik safe-haven greenback. Mata uang asing terpuruk karena permintaan Amerika terhadap impor yang lebih mahal menurun.

Para pedagang akan mewaspadai perubahan besar di pasar saham di sektor-sektor yang dianggap sebagai garis depan perang dagang. Sekeranjang saham UBS Group AG yang berisiko terkena usulan tarif merosot hampir 4% pada Jumat di tengah kekhawatiran tarif akan meningkatkan inflasi dan mencapai keuntungan. 

BACA JUGA:   Warga Ciayumajakuning Diminta Waspadai Jasa Pelunasan Utang Pinjol

Produsen mobil seperti General Motors Co. dan Stellantis NV, yang memiliki rantai pasokan global dan memiliki eksposur besar ke Meksiko dan Kanada, mungkin akan mengalami pergerakan yang signifikan. Produsen kendaraan listrik Tesla Inc., dan Rivian Automotive Inc. juga bisa merasakan dampaknya. 

Menanggapi pengumuman AS, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan tarif balasan sebesar 25%, sementara pemimpin Meksiko Claudia Sheinbaum menjanjikan pungutan balasan.’

Kementerian Perdagangan China mengeluarkan pernyataan yang menyatakan akan melakukan “tindakan penanggulangan yang sesuai,” tanpa menjelaskan lebih lanjut, dan berjanji akan mengajukan keluhan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER