Thursday, March 13, 2025
Google search engine
HomeNasionalBNPB-BMKG Khawatir Ancaman Abrasi hingga Rob di Pesisir Pantai RI

BNPB-BMKG Khawatir Ancaman Abrasi hingga Rob di Pesisir Pantai RI


Jakarta, CNN Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2015 menunjukkan 400 kilometer garisĀ pantai di Indonesia telah tergerus abrasi. Dari total pantai sepanjang 745 kilometer, 44 persen telah hilang. Di pesisir TangerangĀ seluas 579 hektare lahan telah hilang dalam rentang 1995-2015.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan laju abrasi pantai bisa sampai 200 hingga 500 m dalam 10 tahun terakhir.

“Sangat terlihat daerah-daerah yang ke mangrove-nya sudah tidak terjaga, sangat riskan tergerus dalam luasan yang cukup signifikan,” ujar Abdul dalam keterangannya, Selasa (28/1).

BACA JUGA:   Amad Diallo Soal Buka Puasa Bersama di MU: Sangat Penting


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil citra satelit Pantai Anom, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang periode 2009-2025 juga menunjukkan hal serupa. Pada 16 tahun lalu masih terdapat daratan dan hamparan sawah.

Pada tahun-tahun berikutnya, abrasi sedikit demi sedikit mulai mengikis. Tahun 2014 terjadi perubahan, jarak laut sudah sangat dekat dengan titik yang bertulisan “Pantai Anom” pada layar citra satelit.

Lalu di tahun 2022, titik yang bertuliskan “Pantai Anom” sudah pada posisi di laut, tidak lagi terbentang daratan seperti tahun 2009, 2010, 2012, dan 2014. Kemudian pada tahun 2024 terlihat jelas posisi titik ‘Pantai Anom’ berada di dalam laut, dan tidak lagi terlihat hamparan dataran yang sebelumnya ada.

BACA JUGA:   Top 10 Negara Paling Banyak Dikunjungi di Dunia 2024

Lalu, Citra Satelit terbaru yang diambil pada 24 Januari 2025, titik ‘Pantai Anom’ sudah berada di posisi laut, dan itu adalah posisi Pagar Laut. Kondisi ini dinilai membuat masyarakat was-was. BMKG sempat mengeluarkan pengumuman akan datangnya bencana banjir rob di pesisir pantai utara pulau Jawa.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo menyatakan ancaman abrasi atau degradasi tanah akibat air laut yang kini terjadi di seluruh pesisir Pantai Utara Jawa bisa menjadi gerbang masuk bencana banjir rob.

“Jika memang terjadi penurunan tanah atau degradasi tanah. Tentunya banyak hal yang terancam. Di antaranya potensi terjadinya air laut yang masuk ke daratan ketika fase rob,” ujar Eko.

BACA JUGA:   Hasil Liga 1: Novri Dibawa ke RS, Bali United Kalahkan PSS

Degradasi tanah yang berujung pada rob akan berdampak luas bagi masyarakat seperti menyebabkan pencemaran air, pencemaran lingkungan, hingga terjadinya penyebaran penyakit menular.

“Karena Rob ini harus ditangani ya, tidak boleh dibiarkan. Sehingga peningkatan volume air laut yang masuk ke daratan ini bisa terkendalikan agar kesejahteraan masyarakat (pesisir) ini tetap terjaga,” kata Eko.

(mnf/dal)


[Gambas:Video CNN]



Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER