FILM Indonesia Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian lolos seleksi Urban Action Showcase untuk ajang International Action Film Festival 2025 di New York. Kabar ini diumumkan oleh Celerina Judisari (Ayie), produser film, pada Senin 4 Agustus 2025. “Selamat tim pengarah laga Abah Dinar, penata efek khusus Fadlan, penata kamera Padri Nadeak, Believe masuk dalam seleksi Urban Action Showcase International Action Film Festival 2025, New York,” kata Ayie, seperti dikutip Antara.
Mengusung judul internasional Believe: The Ultimate Battle, lolosnya film ini dianggap mengejutkan, karena kebanyakan pemerannya bukan dari latar belakang seni bela diri, kecuali Marthino Lio. “Itu yang bikin kece sih. Karena kalau yang main memang jago praktik bela diri itu sudah umum. Nah, ternyata dengan segala kerja keras film Believe berhasil mendapatkan pengakuan internasional dalam hal action,” kata Ayie.
Sebelumnya, Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana, dua sutradara Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian, memenangi penghargaan kategori sutradara terbaik di Montreal International Film Festival. Film ini dijadwalkan membuka festival tersebut pada 22 Agustus 2025. Film yang diadaptasi dari biografi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto ini telah tayang di bioskop Indonesia pada 24 Juli 2025.
Tentang Film Believe
Film Believe: Takdir, Mimpi, Keberanian menampilkan laga yang berpadu dengan kisah emosional tentang perjuangan dan pengorbanan dalam perjalanan hidup Agus Subiyanto.
Ayie mengungkapkan bahwa proses produksi digarap dengan perhatian besar terhadap detail sejarah, termasuk menghadapi tantangan teknis yang memerlukan biaya tinggi. “Jika kita mempunyai niat yang baik, kolaborasi dengan berbagai pihak itu sebetulnya yang mahal,” katanya saat gala perdana Believe di Senayan, Jakarta, Jumat, 18 Juli 2025.
Ia mencontohkan penggunaan KRI Teluk Amboina-503, kapal TNI yang pernah terlibat dalam Operasi Seroja. “Itu bisa semua, dibilang beyond the limit. Tapi, saya bilang bisa, dan itu terjadi,” ucapnya.
Believe membawa kisah pribadi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. “Pada saat kecil kita tidak pernah tahu ada sepak terjang beliau, kami bermain. Saya hidup dalam situasi yang lebih baik dari beliau,” kata Ayie.
Buku Believe karya Valent Hartadi dan tim, yang menjadi dasar film ini. “Saya tuh merasa, ‘wah, waktu gue di Amerika, dia lagi di sini’. Itu teman yang kita tidak duga.”