Jakarta, CNN Indonesia —
Milisi Houthi menggempur kapal perang Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah usai dua negara sekutu Israel itu menyerbu Yaman pada Jumat (12/1) dini hari waktu setempat.
Anggota senior Houthi Abdul Salam Jahaf mengatakan serangan udara itu merupakan balasan untuk AS dan Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Menteri Luar Negeri Yaman versi Houthi Hussein Al Ezzi memperingatkan kedua negara ini bakal menghadapi ganjaran buruk karena agresi mereka.
“Negara kami menjadi sasaran serangan agresif besar-besaran kapal, kapal selam, dan pesawat tempur Amerika dan Inggris,” kata Al Ezzi, dikutip CNN.
Dia kemudian berujar, “Amerika serta Inggris harus bersiap membayar harga mahal dan menanggung semua konsekuensi mengerikan dari agresi terang-terangan ini.”
Yaman menjadi perhatian dunia AS dan Inggris menggempur negara itu pada Jumat dini hari waktu setempat. Gempuran ini terjadi usai Houthi menembakkan 21 rudal dan drone ke kapal perang AS di Laut Merah.
Serangan negara Barat mengenai beberapa situs penting seperti Pangkalan Udara Al Dailami di Ibu Kota Sanaa, sejumlah bandara, hingga markas militer di Saada.
Houthi lalu membalas serangan itu dengan menggempur kapal AS dan Inggris di Laut Merah.
Sejumlah pihak menilai serangan AS dan Inggris menandai eskalasi baru perang Hamas vs Israel sejak 7 Oktober lalu.
Sejak agresi Israel ke Palestina, Houthi mengklaim turut membantu Hamas dengan menyerang Negeri Zionis itu.
(isa/bac)