Friday, May 23, 2025
Google search engine
HomeOlahragaArmand: Jangan Biarkan Kami Sendiri Mengurus Persoalan Zhang Zhi Jie

Armand: Jangan Biarkan Kami Sendiri Mengurus Persoalan Zhang Zhi Jie

Jakarta, CNN Indonesia

Jenazah Zhang Zhi Jie masih ada di RS Sardjito setelah hampir dua minggu ia meninggal dunia saat tengah berlaga di Asia Junior Championships (AJC) 2024. Berikut penjelasan Ketua Panitia Penyelenggara AJC 2024 Armand Darmadji terkait hal tersebut.

AJC 2024 tahun ini diselimuti duka karena peristiwa meninggalnya Zhang Zhi Jie, pebulutangkis asal China pada 30 Juni lalu. Setelah hampir dua minggu, jenazah Zhang Zhi Jie masih ada di RS Sardjito Yogyakarta.

RS Sardjito menyatakan mereka masih menanti informasi dari PBSI atau keputusan dari keluarga Zhang Zhi Jie terkait langkah selanjutnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana penjelasan dari pihak PBSI? Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Armand Darmaji, ketua panitia penyelenggara AJC 2024:

Posisi jenazah Zhang Zhi Jie saat ini masih ada di ruang pendingin RS Sardjito. Kenapa sampai sekarang masih di RS?

Mungkin banyak hal memang yang belum dijelaskan spesifik. Kami dari PBSI sendiri sudah menjanjikan akan berkomunikasi intens dan bahkan akan membantu pihak keluarga almarhum dan juga federasi badminton China (CBA) selama mereka ada di Indonesia untuk mengurus kepulangan jenazah atau apapun yg mereka putuskan mau dilakukan terhadap keadaan jenazah.

Komitmen itu kami jaga terus. Kami sudah komunikasi intens dengan pihak mereka tetapi terus terang kami punya limitasi. Kami juga sudah berupaya mengikuti apa yang mereka harapkan, sampai kami sudah pernah mengadakan press conference, keluarga hadir pun sudah kami melayani, dalam artian penjemputan di bandara, penyiapan kendaraan, penyiapan hotel tempat keluarga intinya tinggal.

BACA JUGA:   JK Yakin Hak Angket Kecurangan Pemilu Tak Akan Mandek di DPR

Kami pun berinisiasi mengumpulkan seluruh pihak yang terlibat dari mulai kejadian sampai keadaan meninggal. Jadi kami kumpulkan keluarga mereka dengan menghadirkan para dokter dari semua pihak, dokter RSPAU Hardjolukito dan juga RS Sardjito, kami juga mengundang Chinese Badminton Association di situ, kami mengundang team manager yg ada di sana, dan juga dihadiri panitia.

Kami semua menjelaskan ke mereka apa yang terjadi dan membuka ruang kepada mereka untuk bertanya pada saat itu, ada Badminton Asia sebagai induk event juga, tim manager China, dokter yang melakukan pendampingan dari kejadian sampai akhir dan juga kepada keluarga.

Ada pertanyaan-pertanyaan yang sudah kami jawab, termasuk penyerahan resume medis yang sudah kami serahkan kepada pihak keluarga.

Sekarang ini kami juga menunggu, mereka terakhir minta waktu satu minggu untuk memperpanjang di Indonesia. Dalam masa perpanjangan itu mereka mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan secara verbal dan WA kepada tim kami, prinsipnya berhubungan dengan kronologi kejadian.

Kami mencoba untuk menjembatani karena kami panitia pelaksana, sesuai tugasnya memastikan acara kejuaraan ini berlangsung dan berjalan dengan baik dan benar.

BACA JUGA:   Gelar Haul Santri FPI yang Tewas dalam Peristiwa KM 50, Rizieq Shihab: Persoalan Ini Belum Tuntas

Pertanyaan-pertanyaan ini, kami membantu menjembatani. Dari RS sendiri sudah menyatakan secara verbal tidak bisa melayani pertanyaan individu seperti ini, mereka kan badan hukum rumah sakit.

Jadi kita diminta bersurat, nah surat pertama yang kami kirim tanggal 8 kurang lengkap sehingga kami lengkapi lagi dan kami kirim per tanggal 10.

Kemudian dari surat tersebut kami masih menunggu jawaban. Kami sudah follow up juga dari kemarin sampai hari ini [Jumat, 12 Juli] mengenai tanggapan rumah sakit.

Mereka bilang belum bisa tanda tangan karena kepala rumah sakit belum ada di tempat. Jadi hari ini atau besok harusnya sudah ada sih mereka datangnya kepala rumah sakitnya untuk memberikan jawaban tentang pertanyaan kami ini atau pertanyaan keluarga melalui kami.

[Gambas:Video CNN]

Masih ada yang mengganjal dari hati keluarga?

Kemungkinan demikian. Harusnya itu semua sudah ada di kronologi. Cuma mereka menanyakan hal detail sebagai contoh mengenai berapa tekanan darah, berapa tekanan jantung selama ada di ambulans, saya tidak bisa menjawab karena itu ranah dokter.

Ini masuk ke pokoknya terlalu dalam teknisnya, kami juga menunggu jawaban dari pihak kedokteran, apakah mereka menjawab dalam bentuk tulisan atau mau audiensi lagi saya belum tahu, kami menunggu dari pihak rumah sakit.

PBSI masih stand by dan siap untuk terus menjembatani?

Kami sebenarnya sudah menyampaikan kepada pihak CBA dan keluarga, kami hanya bisa maksimal mendampingi satu minggu. karena kami juga kan punya tugas lain di event-event selanjutnya, kalau tim kami mesti standy by di sana kami akan mengorbankan event kami selanjutnya.

BACA JUGA:   Wali Kota Eri Cahyadi Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

Saya sudah menyampaikan secara verbal kepada CBA, dari minggu lalu kami cuma bisa tahan satu minggu, sampai besok [Sabtu].

Kami sudah sampaikan ke mereka mencari translator bahasa mandarin agar bisa membantu mereka, itu pun kami sebagai federasi siap menanggung biayanya.

Dari CBA masih ada tim, PBSI ada tim kecil juga, BA nggak ada. BWF tidak ada, karena ini kan eventnya Badminton Asia (BA), nggak ada orang BWF sama sekali.

Saat ini kami justru ini langsung dikontak oleh perwakilan CBA, harusnya kan BA ada yang turun ya, minimal ini kan eventnya BA. Memang mestinya dari BA akan ada follow up terus.

Memang kami sudah komitmen proaktif membantu, cuma sekali lagi limitasi jadi kesulitan kami. Kami tidak tahu berapa lama sedangkan kami harus fokus ke Olimpiade, fokus juga ke event nasional yg akan diselenggarakan di 22 Juli, Kapolri cup yang menyertakan anak-anak Sirnas premier, kami perlu fokus ke sana sebenarnya.

Baca lanjutan wawancara ini di halaman berikut >>>




Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER