TEMPO.CO, Jakarta – Penyanyi dan pencipta lagu Adhitia Sofyan merilis single terbaru berjudul “Pencerita”. Lagu ini bercerita tentang menjadi penonton dalam film kehidupan.
Perjalanan musikal yang dimulai sejak akhir 2007 berakar dari gitar dan sunyi. Dari titik itulah Adhitia Sofyan menemukan bentuk barunya lewat “Pencerita”, sebuah single reflektif yang dirilis pada Rabu, 25 Juni 2025. Single yang menjadi pembuka dari album baru yang dijadwalkan rilis tahun ini menjadi sebuah karya yang merekam proses kreatif sekaligus spiritual dari sang musisi.
Inspirasi Gitar Akustik dan Musisi Legendaris
Inspirasi awalnya datang dari dentingan gitar akustik dan suara-suara melankolis para legenda seperti John Mayer, Iron & Wine, City and Colour, hingga Joni Mitchell dan Nick Drake. Mereka bukan sekadar referensi musikal, melainkan suara-suara jiwa yang membentuk lanskap emosional dan estetika dari karya-karya awalnya.
“Musik saya lahir dari petikan riff, progresi chord, dan nyanyian humming yang berulang, sebuah proses pencarian nada dan makna yang mengalir organik, tanpa peta tapi penuh intuisi,” ucap Adhitia kepada Tempo, Senin, 7 Juli 2025.
Proses penciptaan lagu, diakui pelantun “Sesuatu Di Jogja” ini tidak pernah dimulai dari kata-kata. Justru sebaliknya, melodi datang lebih dulu. Dan ketika nada-nada mulai menemukan bentuknya, lirik pun muncul seperti potongan-potongan puzzle, membentuk sebuah cerita utuh yang tak pernah dirancang dari awal.
Dalam “Pencerita”, pria kelahiran 6 November 1977 ini mengajak pendengar untuk mundur sejenak dari pusaran emosi yang melelahkan. Lagu ini bukan hanya tentang melepaskan, tapi juga tentang menyaksikan dan melihat hidup sebagai sebuah film yang tengah berjalan. Kita bukan tokoh utamanya, melainkan penonton yang menyadari bahwa cerita masih berlangsung.
“Dengan mengambil jarak itu, beban emosional bisa sedikit terangkat. Dan di titik itulah, muncul kesadaran bahwa setiap dari kita sedang memainkan filmnya masing-masing,” ujar dia.
Dengan aransemen yang tenang namun tajam, “Pencerita” bukan sekadar lagu, tapi ajakan untuk hadir secara sadar. “Untuk melihat, bukan hanya merasakan. Untuk menjadi saksi atas hidup yang terus bergerak,” ucap pria asal Solo.
Fakta Menarik Adhitia Sofyan
Sebagai musisi, uniknya Adhitia malah terbilang jarang mendengarkan dan menyimak musik. Baginya hening, diam dan sunyi sudah merupakan ‘musik’ tersendiri. Sekarang, ia lebih menikmati silence daripada mendengarkan lagu.
“Saya tidak punya playlist apa-apa. Kalau masuk mobil lalu driver memasang lagu juga saya minta matikan. Mungkin saya sudah ‘kenyang’ mendengarkan dan mengulik lagu dari saya SD sampai jadi bapak. Atau, mungkin alasan yang bisa lebih diterima adalah, musik dan lagu itu menyuguhkan emosi dan atau memori,” ungkapnya.
Bagi dia, emosi dan memori kerap meminta slot yang penting dalam pikiran dia. Efeknya jadi melelahkan. “Saya sedang memilih pikiran saya dalam keadaan senetral mungkin. Lagu bagus terlalu menyita pikiran saya, lagu jelek sebatas mengganggu mood saja, jadi lebih baik silence,” selorohnya.
Pilihan Editor: Sentuhan Maestro Andi Rianto

