Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan perolehan premi industri asuransi umum menyentuh Rp84,72 triliun pada kuartal III/2025.
Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bidang Statistik dan Riset AAUI Trinita Situmeang menyampaikan nilai itu tumbuh 6,3% (year on year/YoY) dari Rp79,69 triliun. Adapun, pertumbuhan premi itu ditopang oleh sejumlah lini bisnis yang kompak mengalami kenaikan. Kelompok bisnis ini adalah asuransi harta benda, asuransi kredit, dan asuransi kesehatan.
“Asuransi harta benda naik sebesar Rp1,27 triliun dan asuransi kesehatan naik Rp1,05 triliun serta asuransi kredit yang naik Rp1,27 triliun,” ujar Trinita dalam konferensi pers kinerja asuransi umum kuartal III/2025 di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Dengan capaian ini, asuransi harta benda per kuartal III/2025 meraup premi Rp24,75 triliun, tumbuh 5,4% YoY. Kemudian, asuransi kesehatan menjadi Rp8,04 triliun, tumbuh 15,1% YoY dan asuransi kredit menjadi Rp13,54 triliun, tumbuh 10,4% YoY.
Meski terdapat segmen yang tumbuh kuat, AAUI turut mencatat empat lini bisnis asuransi umum mengalami penurunan sampai dengan kuartal III/2025. Segmen ini adalah asuransi kendaraan bermotor, asuransi penerbangan, asuransi kecelakaan diri, dan surety ship.
“Sementara secara premi dicatat untuk kendaraan bermotor itu mengalami kontraksi sebesar 4% dari tahun lalu Rp14,6 triliun, turun Rp587 miliar,” kata Trinita.
Dengan demikian, premi asuransi kendaraan bermotor per September 2025 menjadi Rp14,11 triliun. Hal ini tercermin dari turunnya industri otomotif yang tercatat di Gaikindo turun 11% YoY per September 2025 dan AISI yang turun tipis 1% YoY.
Adapun, pada kuartal III/2025, industri asuransi umum mencatatkan laba setelah pajak Rp11,51 triliun, berbalik untung dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni rugi Rp1,71 triliun.
“Dan laba setelah pajak untuk asuransi umum ada lonjakan dari tahun lalu minus Rp1,7 triliun menjadi Rp11,5 triliun naik 5 kali lipat,” tutupnya.

